More

    Kembalilah Wahai Mahasiswa

    Penulis: Dimas Satriya – Suara Mahasiswa UNISBA

    Mahasiswa memiliki peran utama sebagai generasi penerus bangsa. Mahasiswa sebagai tonggak masa depan bangsa seharusnya terus menerus melakukan pergerakan-pergerakan yang mengarah kepada keadaan yang lebih baik. Tidak bisa dipungkiri bahwa sejak masa politik etis pada masa penjajahan  kolonial Belanda  sudah muncul gerakan-gerakan pelajar yang mempelopori Indonesia untuk merdeka.

    Organisasi-organisasi pelajar tersebut diantaranya Perhimpunan Indonesia (1901) dan Indischevereeniging  (1908). Sejarah panjang mahasiswa dan pemuda juga terukir pada masa orde lama, saat mahasiswa berusaha menurunkan rezim bung karno yang dinilai korup dan gagal dalam mensejahterakan rakyat. Peran mahasiswa juga tampak saat penurunan rezim orde baru dibawah naungan Soeharto.

    - Advertisement -

    Mahasiswa dan pemuda saat ini terlalu berfikir pragmatis, eksklusif dan egois sehingga memunculkan beberapa permasalahan seperti menurunnya mental nasionalisme, kesenjangan sosial, degradasi moral, dan semakin sulitnya akses pendidikan. Alangkah baiknya apabila pelajar tingkat maha ini lebih memahami fungsi dan perannya dalam kesejahteraan masyarakat dan persoalan lain yang ada dilingkungannya, bukan hanya meningkatkan potensi diri semata. Mahasiswa harus memiliki daya saing, mandiri dan peduli.

    Daya saing mahasiswa adalah keahlian yang dimiliki mahasiswa baik secara akademik maupun non akademik yang memiliki manfaat di dalam kehidupan masyarakat dan mampu diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup orang banyak. Mandiri disini adalah mahasiswa tidak bertahan dengan kondisi yang ada dan hanya memanfaatkan lingkungan sekitar, misalnya saja menjadi wirausaha.

    Sikap seperti ini akan berpengaruh terhadap kepedulian dimana mahasiswa tampil sebagai kaum cerdas yang menciptakan lapangan kerja untuk orang-orang disekitarnya. Sikap sombong mahasiswa tentu saja memarjinalkan kaum tidak terdidik dalam lingkungan sosial.

    Pantas saja terjadi konflik di Aceh. PT. Arun yang memiliki kekayaan gas yang berlimpah, tertutup dalam satu kompleks tanpa memperhatikan keadaan masyarakat aceh. Sementara hasil dari tanah mereka sebagian besar tersentralisasi di pulau jawa, khususnya Jakarta. Hal inilah yang memunculkan gerakan-gerakan separatis di beberapa wilayah di Indonesia karena masyarakat setempat tidak puas. Di sinilah harusnya mahasiswa berperan untuk membuka diri dan tidak mengeklusifkan dirinya di belakang meja.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here