More

    Anak STM di Garis Depan Perlawanan

    Ahmad Fauzan Sazli

    Demo mahasiswa menolak kenaikan BBM berakhir bentrok dengan aparat kepolisian di depan Stasiun Gambir Jakarta, Selasa (27/03). Tidak hanya mahasiswa, siswa STM dan warga pun ikut berdemonstrasi menolak kenaikan BBM. FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    JAKARTA, KabarKampus –Menganggap anak STM hanya bisa tawuran, salah besar. Dalam demo menolak BMM, Selasa (27/03) berujung bentrok, anak putih abu-abu juga yang berada di garis depan perlawanan.

    Jumlah mereka hanya belasan. Tapi nyali anak STM ini melebihi seribuan orang. Seperti tak takut bahaya menghadang mereka terus melawan. Bersama mahasiswa yang terdesak, anak-anak STM terus melempari batu ke arah aparat kepolisian.

    - Advertisement -

    Saat situasi semakin chaos, anak-anak STM ini tak gentar sedikit pun. Walau terlihat mata mereka memerah akibat tembakan gas air mata, mereka terus membalas aparat dengan lemparan batu. Tenaga mereka seperti tak ada habisnya. Semangat mereka seperti ribuan titik-titik hujan.

    Sebagian besar mahasiswa mundur. Tapi belasan anak STM terus bertahan di depan. Tapi apa daya ratusan aparat lengkap bersenjata yang terus menembakkan gas air mata dan peluru karet membuat anak-anak putih abu-abu ini juga mundur.

    “Kalau kakak mahasiswa nggak panik mudur, mungkin kami akan tetap lanjut,” kata Galang salah satu siswa STM yang turut aksi.

    Galang dan kawan-kawan menganggap aparat kepolisian itu cemen alias penakut. Polisi beraninya dari jauh tidak berhadapan langsung. “Kalo kami tawuran posisinya deket-deketan,” ungkap Galang.

    Ucok salah satu siswa STM yang turut aksi menambahkan bahwa aksi ini seru. Biasanya kalau mereka tawuran yang ditakutin adalah polisi, tapi kali ini justru polisi yang diributin. Ucok, Galang, dan pasukan putih abu-abu lainnya, senyum-senyum sendiri.

    “Seharusnya demo ini lebih diniatin, apalagi lawannya polisi. Pas bentrok, kalo mau mundur ya mundur semua, kalau mau maju, maju semua, kalau ketangkep, ketangkep semua,” kata Ucok mengevaluasi aksi bentrok dengan polisi.

    Darmawan siswa STM yang lain menambahkan, bahwa ketertarikan mereka ikut aksi tolak kenaikan BBM ini menyadari bahwa mereka punya peran dalam perubahan bangsa. “Kalau bukan kita anak muda, siapa lagi,” kata Darmawan.

    Para siswa ini melakukan aksi karena diajak sejumlah mahasiswa yang hendak menggelar aksi ke Istana Negara saat mereka pulang sekolah. Saat polisi mendesak mahasiswa mundur, para siswa ini berlarian ke rumah penduduk dan bersembunyi di atas genteng. Tidak satu pun dari mereka tertangkap dan terluka.[]

    - Advertisement -

    3 COMMENTS

    1. bagus lah tetap semangat, kalau bisa para pelajar kembali galang kekuatan seperti jamannya API dulu, mungkin kawan2 pergerakan kenal dengan API, STOP TAWURAN DAN HADAPI APARAT kalo kalian para Pelajar memiliki “nyali”

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here