Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus—Tim Pencari Fakta Gerakan Mahasiswa (TPF – GM) menyerahan bukti baru ke Komnas HAM, Jakarta, Selasa (03/04). Bukti tersebut terkait peristiwa pembakaran mobil dan penggerebekan mahasiswa di Jalan Diponegoro (Salemba) beberapa waktu lalu.
Bukti yang diserahkan TPF-GM berupa tas dan isinya milik salah satu anggota polisi yang tertinggal di kantor LBH Jakarta.
Di dalam tas ditemukan Kartu Tanda Anggota Polri atas nama Eka Nurcholis berpangkat Briptu, kertas berisi catatan piket polisi di Jakarta, foto-foto rekontruksi sebuah peristiwa, surat nikah asli atas nama Eka Nurcholis, pin reskrim, foto copy slip gaji satuan Brimob atas nama Eka Nurcholis, dan catatan pribadi lain.
Seluruh bukti-bukti tersebut diserahkan kepada Ridha Shaleh anggota Komnas HAM.
Ratna Sarumpaet, dari Tim advokasi mahasiswa mengungkapkan tas itu didapatkan ketika mereka memeriksa barang-barang dari kantor YLBHI. Saat mengecek seluruh seluruh tas ditemukanlah barang-barang milik anggota Brimob.
“Ada “bandit” masuk ke tengah kami dan ini kami hitung masuk sebelum peristiwa di Gambir terjadi. Malam sebelum peristiwa di Gambir orang itu sudah bersama kami,” kata Ratna.
Ratna mengingatnya, mereka memang pernah ngobrol di dekat orang tersebut. Saat itu sejumlah mahasiswa sedang merencanakan aksi demonstrasi pada tanggal 30 Maret.
“Namun tanggal 29 Maret aksi mahasiswa dihabisi. Dipukul habis. Padahal mahasiswa tidak sedang berperang tapi fakta yang ada demikian,” kata Ratna.
Bukti-bukti yang ditemukan TPF-GM menurut Sarmanto dari Tim Pengacara Mahasiswa mengatakan ini mengindikasikan adanya penyusupan dari intelijen kepolisian dalam memprovokasi aksi tragedi Salemba.
Sementara Ridha Shaleh anggota Komnas Ham mengatakan bahwa dari laporan yang mereka dapatkan ada kejanggalan-kejanggalan peristiwa pada malam itu.
“Ini akan diinvestigasi lebih mendalam. Komnas HAM punya beberapa data terkait peristiwa di Salemba DPR bahkan di Gambir,” kata Ridha.
Dalam penyerahan barang bukti turut hadir dua mahasiswa yang turut ditangkap pada di YLBHI Jakarta. Kedua mahasiswa itu terlihat masih trauma dengan perlakuan polisi di saat penangkapan dan di saat penyidikan.[]