More

    SBY Gatal, Jarkam Blokir Jalan

    Ahmad Fauzan Sazli

    Mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Kampus (Jarkam) menutup setengah jalan Arteri Pondok Indah Jakarta, Selasa, (30/10). FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    - Advertisement -

    JAKARTA, KabarKampus – Sekitar 30 mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Kampus (Jarkam) menggelar demontrasi di depan kampus Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta, Selasa, (30/10/12). Dalam aksinya mahasiswa memblokir separuh jalan dan membentangkan dua keranda mayat dengan foto SBY.

    Aksi yang diikuti kampus USNI, Universitas Bung Karno dan Universitas Mpu Tantular menginginkan SBY-Boediono mundur dari jabatannya.

    “Delapan tahun SBY memimpin, namun perubahan ke arah yang lebih baik jauh dari harapan rakyat. SBY-Boediono telah Gatal alias gagal total memimpin negeri ini,” kata Dwi Puspa Adi koordinator lapangan.

    Menurut Dwi, rezim SBY-Boediono tak dapat dibiarkan. Bila didiamkan akan membuat pemerintah terus menindas rakyat. BBM dinaikkan, pedagang-pedagang digusur, dan tanah petani dirampas negara.

    Di tempat yang sama, Erik, mahasiswa Universitas Mpu Tantular mengatakan, fakta kegagalan SBY adalah skandal Bank Century yang menghilangkan uang rakyat 6.7 trilyun, pengangguran meningkat tinggi, hutang luar negeri yang mencapai 1.950 trilyun, dan sebagainya

    Erik mengungkapkan, bahwa rakyat menginginkan perubahan yang disertai turunnya SBY-Boediono. Mereka menyerukan mahasiswa untuk merapatkan barisan melawan rezim SBY-Boediono.

    Dalam aksi yang berlangsung selama dua jam itu berlangsung dengan tertib. Polisi hanya mengawasi aksi tersebut.[]

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    1. jangan terlalu menyalahkan sby….
      kita tau sendiri bagaimana pertumbuhan ekonomi serta model pengangguran pemuda kita.
      sebaiknya kita sebagai mahasiswa dan elite bem membantu memberikan saran dan kebijakan yang kita rasa baik
      adakan audiensi dengan sby dan jajaran yang trkait,utarakan keinginan kita serta solusi
      aksi memang lebih manjur dibandingkan audiensi tapi kita juga sebagai intelektual juga harus bisa memberikan solusi pemecahan bukan hanya menuntut saja

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here