More

    Ulama Afganistan Belajar Pancasila di UGM

    Ahmad Fauzan Sazli

    Ulama Afganistan di UGM

    Ulama Afganistan di UGM, Kamis, (19/09/2013). FOTO : UGM

    - Advertisement -

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Sebanyak 12 ulama dari 12 Provinsi di Afganistan berkunjung ke Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis, (19/09/2013). Kunjungan mereka adalah untuk mempelajari Pancasila secara lebih mendalam.

    Kedatangan para ulama tersebut didampingi oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).  Dalam kunjungannya mereka berdiskusi mengenai perkembangan kehidupan toleransi antar umat beragama di Indonesia.

    Abdul Munim, Wakil Sekjen PBNU, mengatakan,  12 ulama dari Afganistan ini sengaja datang ke Indonesia untuk mengetahui lebih jauh tentang Pancasila. Mereka meyakini pancasila sebagai pemersatu kehidupan masyarakat Indonesia yang terkenal majemuk.

    “Mereka tahu Indonesia bisa rukum karena Pancasila. Mereka ingin belajar, karena mereka yang hanya punya satu agama saja tidak bisa rukun dan saling bertengkar,” kata Munim di UGM.

    Sementara itu, Dr. Fazal Gahani, salah seorang ketua tim delegasi Afganistan mengatakan, bahwa kondisi Afganistan saat ini tidak seperti yang diberitakan oleh media asing yang menyebutkan di Afganistan masih adanya perang, bom bunuh diri dan konflik antar kelompok bertikai.

    Menurutnya, mayoritas  rakyat Afganistan cinta damai. Setiap ulama di Afganistan dalam setiap ceramahnya selalu menyampaikan pesan pentingnya menjaga perdamaian “Sesama ulama kita selalu mengajak semua ulama bersatu dan memberi pengertian agat rakyat juga ikut bersatu,” ujarnya.

    Namun, menurutnya  masuknya negara asing yang menjadikan konflik antar kolompok di Afganistan tidak pernah usai. Bahkan negara luar tersebut berkompetisi memperebutkan sumber ladang minyak dan gas bumi.

    Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Sutaryo, peneliti Senior Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM mengatakan, bahwa Indonesia dan Afganistan sama-sama memiliki mayoritas penduduk muslim. Bedanya, Indonesia memiliki lebih dari 8000 jenis ragam budaya dan 5000 bahasa yang dapat dipersatukan lewat Pancasila.

    “Di Afganistan, bukan perkara agama, tapi kondisi politik dan sosial yang membuat mereka terbelah,” imbuhnya.

    Selain belajar Pancasila, para ulama ini juga mengajak ormas Islam dan akademisi UGM ikut berkontribusi merealisasikan perdamaian di Afganistan. Para uama ini juga berharap UGM juga membantu pendidikan di Afganistan. Dimana negara Afganistan masih kekurangan tenaga pengajar.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here