More

    Aktivis Kampus UIN Pekan Baru Go To Germany

    Ahmad Fauzan Sazli

    28 12 2013 Aktivis Uin Pekan Baru

    Adhitya Fernando (tengah depan diantara mahasiswi berjilbab). FOTO : Dok Adit

    - Advertisement -

    PADANG, KabarKampus – Seorang aktivis kampus memang harus memiliki prestasi dan menjadi tauladan yang baik. Seperti Adhitya Fernando, mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Suska Riau, ia menjadi salah satu mahasiswa perwakilan Indonesia yang berhasil mengikuti Indonesian-German Intercultural Summer School yang diadakan di Jerman.

    Intercultural Summer School tersebut digelar selama sepuluh hari. Topik yang dibahas dalam kegiatan tersebut adalah tentang energi terbarukan, kewirausahaan dan kepemimpinan.

    Keiktusertaan Adit dalam ajang tersebut bukan didapat dengan cara yang mudah. Pada tahun 2011, pada sekitar awal 2011 lalu Adit pernah mendaftar pada pertukaran pelajar ke luar negeri. Namun pada seleksi 30 besar culture performe menuju 15 besar untuk karantina, langkahnya terhenti.

    Adit sempat kecewa dan semangatnya pudar. Namun setahun kemudian, Adit mengamati beberapa teman-teman dan seniornya yang gigih hingga akhirnya mereka satu persatu bisa terbang mewujudkan impian ke luar negeri dan mendahului Adit. Akhirnya semangat untuk membawa nama UIN Suska Riau dan Indonesia ke luar negeri kembali menyesaki dadanya.

    Adit mencoba berusaha kembali, dia mulai mempelajari banyak hal, mulai dari pendalaman bahasa Inggris, belajar membuat essay, mencari informasi di website untuk memperbanyak referensi dan persiapan berbagai kemungkinan yang akan dihadapinya.

    Akhirnya, dia pun berhasil mengikuti Indonesian-German Intercultural Summer School yang diadakan di Indonesia selama sepuluh hari, tepatnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian kegiatan itu dilanjutkan ke Universitas Gajah Mada, serta praktek lapangan di Kepulauan Seribu, September 2012 lalu.

    Mimpinya untuk menjejakkan kaki ke Jerman belum terwujud, namun ia lebih dahulu mendapatkan kesempatan mengunjungi salah satu Negara ASEAN, Filipina, dalam rangka program ASEANpreneurs Youth Leaders Exchange di Filipina yang diadakan oleh organisasi internasional yang berpusat di National University of Singapore selama sepuluh hari pada akhir Maret 2013 lalu.

    Berkat keaktifannya di Summer School sebelumnya, Adit kembali coba mendaftar untuk Summer School di Jerman. Keberuntungan berpihak padanya, tanggal 12 September 2013 lalu Adit bersama dua orang temannya Syamsuddin Muhammad dan Intan Septia Latifa dari UIN Suska Riau akhirnya terbang ke Jerman.

    Menurut Adit, mahasiswa Indonesia tidak jauh berbeda dengan mahasiswa Jerman secara sistem pembelajaran dan kultur akademiknya, tetap sama seperti tatap muka, diskusi, kelompok, presentasi dan praktek. Namun bedanya mahasiswa di sana lebih aktif berdiskusi dan sangat akrab dengan dosennya.

    “Karena dosen juga tidak membatasi diskusi hanya di kelas,” kata Adit.

    Namun menurutnya, sarana dan prasarana yang menunjang serta pengelolaan sistem pendidikannya yang professional dan berwawasan luas dan aplikatif membuat mahasiswa Jerman lebih kompetitif. Selain itu akses informasi di sana sangat mendukung mahasiswa untuk maju dan mengeksplorasi keilmuannya dengan baik.

    Setelah melihat banyak hal di luar sana, menurut Adit sudah saatnya kampus ini segera mewujudkan World Class University yang nyata. Seperti sering melakukan pertukaran belajar mahasiswa ke luar agar nama UIN Suska semakin booming dan kerjasama internasional lainnya.

    “Karena sejatinya mahasiswa UIN memiliki potensi untuk bersaing di dunia luar,” Ujarnya.

    Adit bercerita bahwa apa yang telah dicapaianya hingga saat ini ialah hasil perjuangan dan keputusan besar yang telah dibuatnya. Proses yang dijalaninya cukup berat dan tidak mudah.

    “Di sanalah sebenarnya kesungguhan kita diuji. Kita mempunyai kemampuan besar untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Bekalnya adalah semangat Yakin Usaha Sampai,” ujar Adit.

    Selain itu Adit juga berkiprah sebagai aktivis kampus dan berkecimpung di beberapa organisasi internal dan eksternal. Baginya menjadi aktivis itu menyenangkan dan mengasah potensi diri.

    “Aktivis itu sangat berpeluang untuk lebih sukses karena mereka sudah terbentuk karakternya, dan selain itu mereka juga terdepan dalam mendapatkan akses berbagai kesempatan dan peluang karena teman-teman dan relasinya yang banyak”, ujarnya.

    Menurut Adit, saat ini jarang aktivis yang mampu berprestasi dan menjadi teladan yang baik. “Barangkali saya adalah salah satu yang membanggakan,” tambah Adit sambil tertawa.

    Mahasiswa kelahiran 1990 ini sudah akan menggenapi masa studinya di UIN Suska Riau. Dia akan tamat pada awal tahun 2014 ini. “Setelah tamat nanti masih ada banyak daftar impian yang harus diwujudkan, salah satunya melanjutkan studi magister di Jerman”, tutupnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here