More

    Cegah Bau Badan Dengan Deodorant Dari Daun Beluntas

    Ahmad Fauzan Sazli

    13 01 2013 Deodorant Dari Daun Beluntas

    ilustrasi / bachelora.com

    - Advertisement -

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Biasanya setiap habis mandi kita kerap menggunakan deodorant di bawah ketiak. Alasannya supaya badan tidak bau juga berkeringat. Namun karena menggunakan bahwan kimia yang salah, deadorant dapat membahayakan bagi kesehatan.

    Penggunaaan deodarant dari bahan alami merupakan salah satu cara yang aman untuk menghindari pengggunaan deodorant yang salah. Salah satunya deodorant dari daun beluntas.

    Daun beluntas biasanya ditemui sebagai tanaman pagar atau tumbuhan liar di kebun. Daun ini sering digunakan sebagai obat penurun panas, meredakan nyeri rheumatik, dan mencegah timbulnya bau badan. Hal ini karena daun beluntas mengandung senyawa fitokimia yaitu senyawa tannin, fenol, flavonoid, sterol, dan alkaloid yang berpotensi sebagai sumber antioksidan dan antibakteri.

    Menambah manfaat dari daun beluntas, Mahasiswa FMIPA UNY yaitu Anita Ekantini, Indarti, Sri Kusyani, Chandra Dewi Puspitasari (Prodi Pendidikan IPA), dan Yuli Subekti (Pendidikan Kimia) melakukan penelitian dengan judul “Deodorant  Spray  Ekstrak Pucuk Daun Beluntas (Pluchea indica (L) Less”.

    Anita mengatakan, pembuatan ekstrak pucuk daun beluntas ini dilakukan dengan cara yang paling sederhana, yaitu dengan menghaluskan pucuk daun beluntas dengan blender kemudian memerahnya dan menyaringnya. Dengan metode ini didapatkan hasil ekstrak pucuk daun beluntas yang berwarna hijau tua.

    “Untuk menghilangkan warna hijau, kami menggunakan norit (arang aktif) sebagai penyerap zat warna,” katanya.

    Ia menjelaskan, norit sebanyak 3 gram tersebut dicampurkan dengan ekstrak pucuk daun beluntas sebanyak 100 mL. Dari penyampuran ini didapatkan cairan yang berwarna hitam.

    Kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam botol dan kemudian didiamkan selama sehari (12 jam). Setelah itu, campuran antara ekstrak pucuk daun beluntas dan norit disaring dengan kertas saring.

    Tujuan dari penyaringan ini adalah untuk memisahkan antara norit dengan ekstrak pucuk daun beluntas. Penyaringan ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan ekstrak pucuk daun beluntas yang jernih.

    “Setelah didapatkan sari dari pucuk daun beluntas, kemudian dibuat ekstrak pucuk daun beluntas dengan berbagai konsentrasi, yaitu 100%, 75%, 50%, dan 25%,” kata Anita.

    Selanjutnya, pembuatan varian konsentrasi dari ekstrak pucuk daun beluntas ini dengan cara mengencerkan ekstrak pucuk daun beluntas konsentrasi 100% dengan aquades. Kemudian dilakukan Pengujian aktivitas antibakteri dengan metode Weel Difusion.

    “Metode ini dapat menentukan diameter hambat dari ekstrak pucuk daun beluntas (Pluchea indica (L) Less) terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis,” jelas Anita.

    Berdasarkan hasil pengujian aktivitas antibakteri dalam  ekstrak pucuk daun beluntas terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis, diketahui bahwa konsentrasi ekstrak pucuk daun beluntas yang paling efektif untuk membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis  adalah pada konsentrasi 100%.

    Pembuatan deodorant spray estrak pucuk daun beluntas dilakukan dengan cara mencampur eksrak pucuk daun beluntas pada berbagai konsentrasi dengan alkohol dan akuades. Formulanya adalah, 20 ml alkohol 96%, 30 ml ekstrak pucuk daun beluntas dengan konsentrasi 100%,  dan 40 ml aquades.

    Wah harus dicoba nih.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here