More

    Revitalisasi KKN Ala Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya

    Ahmad Fauzan Sazli

     

    Kegiatan Community Development mahasiswa S1 Prasetiya Mulya. Dok. PMBS
    Kegiatan Community Development mahasiswa S1 Prasetiya Mulya. Dok. PMBS

    JAKARTA, KabarKampus – Sekolah Bisnis Prasetiya Mulya tak hanya berkeinginan mencetak para pengusaha handal, namun juga pengusaha yang memiliki jiwa sosial. Salah satunya adalah lewat mata kuliah Community Development (Compdev).

    - Advertisement -

    Pada mata kuliah Comdep ini, mahasiswa diturunkan ke desa-desa untuk membangun bisnis warga di sana. Mereka menginap di rumah-rumah warga selama satu bulan dan melakukan pendampingan selama lima bulan.

    “Mata kuliah ini sekaligus menerapkan Tridarma Perguruan Tinggi. Namun berbeda dengan KKN,” kata Setiawan Kusmolono, dosen mata kuliah Comdev.

    Ia menjelaskan, biasanya setelah selesai KKN, mereka meninggalkan desa tersebut. Namun yang dilakukan Prasetiya Mulya adalah akan terus melakukan pendampingan selama tiga tahun.

    “Ini kami sebut sebagai revitalisasi KKN,” ungkapnya.

    Menurut Setiawan yang biasa disapa Kelik, membantu bisnis warga ini merupakan laboratorium wirausaha bagi mahasiswa. Mahasiswa praktek bisnis dengan orang yang memiliki latar belakang berbeda. Di sana mereka tidur dan makan di rumah warga.

    Selanjutnya Kelik ini, mengatakan, sebelum turun ke lapangan, mahasiswa melakukan persiapan selama dua minggu. Kemudian selama berada di rumah warga mahasiswa membangun bisnis mulai dari membuat prototype produk, membeli bahan, mengemas produk, dan hingga melakukan penjualan saat produk sudah jadi ke pasar dan sebagainya.

    “Sejumlah mahasiswa di sana juga ketemu tengkulak,” ungkap Kelik.

    Pada awalnya, menurut Kelik mereka tidak langsung meningkatkan kesejahteraan warga. Namun lebih kepada peningkatan kapasitas. Baru kemudian mereka melakukan pengembangan ekonomi warga. Selanjutnya adalah pengembangan jejaring dan mempererat kekeluargaan.

    Menurut Kelik, mata kuliah Comdev ini telah berjalan sejak tahun 2008. Selama ada mata kuliah ini, sebanyak 20 persen kelompok mitra usaha warga berjalan dengan baik. Seperti Tini Sumiarsih, Ibu rumah tangga yang tinggal di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.  Ibu Rini pada awalnya adalah Ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan. Namun kini ia memiliki penghasilan satu juta rupiah perbulan.

    “Usaha yang dibuatnya adalah Keripik Talas bermerk “Lebay Yang lain Bay Bay. Dalam seminggu Keripik Ibu Sumiarsih mampu memproduksi keripik sebanyak 1500 kantong perbulan,” ungkap Kelik.

    Selain lebih mematangkan ilmu yang didapat di kampus, bagi Kelik menurunkan mahasiswa di masyarakat agar mereka memiliki kepekaan sosial. Bila mereka telah lulus mereka tidak menjadi serakah.

    Saat ini Community Development Program telah memiliki 58 kelompok mitra Bisnis yang teletak di delapan desa di kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Sebanyak 95 persen mitra kelompok bisnis tersebut menjual makanan tradisonal, sisanya adalah konveksi.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here