More

    Tabir Rahasia “Unoriginal Sin” Karya Dosen Seni Rupa ITB

    Maju Terus, Pantang Mundur (2014)
    Maju Terus, Pantang Mundur (2014)
    Gothic (2014)
    Gothic (2014)

    Dark Father (2014)

    Dark Father (2014)
    One Man Band (2014)
    One Man Band (2014)

     SarangHeo (2014)

    SarangHeo (2014)
    Memotret Asmudjo
    Memotret karya Asmudjo

    Frino Bariarcianur

    - Advertisement -

    Publik seni rupa kontemporer Indonesia tentu mengenal dengan sosok ramping bertopi dan berkacamata itu. Namanya Asmudjo Jono Irianto, seorang dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sering terlibat membangun-membongkar praktek dan wacana seni rupa kontemporer Indonesia.

    Kali ini ia menyuguhkan sejumlah karya terbaru yang dipamerkan di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung sejak 21 Maret sampai 18 April 2014. Pamerannya berjudul “Unoriginal Sin: Art in the Expired Field”.

    Dalam karya-karya tersebut, Asmudjo, menciptakan beberapa karya dengan penampakan formal yang mendekati karya seniman seperti, diantaranya : Christian Boltanski, Kara Walker, Chuck Close, Martin Puryear dan lain-lain. Tetapi ia punya maksud atas tindakannya, bahwa seorang seniman tak bisa lepas atau bebas dari pengaruh seniman-seniman lain.

    Dalam berkarya seorang seniman seringkali baik disadari (ada yang tidak) meminjam bahkan “mencuri” ikon untuk merealisasikan gagasan. Tentu masih ingat dengan pameran tunggal Asmudjo berjudul “Kleptosign” (2000) yang banyak menuai kritik sekaligus membuka rahasia bagaimana praktek seni rupa kontemporer Indonesia.

    Karya Asmudjo lebih banyak bernada sarkas, ironi, sinis bahkan mengolok-olok apa yang tengah terjadi dalam kehidupan kita. Baik itu kehidupan Asmudjo sebagai seorang dosen, seniman, kurator dan ayah, dan pastinya juga menyinggung kehidupan seni rupa kontemporer Indonesia.

    Bukan soal kebaruan mungkin lebih tepatnya bagaimana perspektif seniman melihat persoalan. Dengan demikian, apa pun mediumnya, bagi Asmudjo, gagasan mendapat porsi nilai teratas. Tentu tanpa menihilkan teknik saat berkarya.

    “Unoriginal Sin : Art in the Expired Field” karya Asmudjo Jono Irianto ini sebuah catatan penting, bahwa seni rupa Indonesia, harus digeser-geser, diutak-atik, untuk disusun ulang biar publik menjadi bergairah. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here