Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Sekitar 200 buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Buruh Indonesia menyatakan menolak hasil Pemilihan Umum yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. Mereka beranggapan penyelenggaran Pemilihan Presiden kali ini penuh dengan kecurangan.
“Sampai siang tadi KPU tidak menindak tegas kecurangan di Jakarta , Jawa Tengah, Papua, Jawa Timur dan daerah lainya. Bagi kami buat apa mengikuti proses sampai akhir kalau masih ada kecurangan yang dibiarkan,” kata Rusdi perwakilan KSPI di Bundara HI Jakarta, Selasa, (22,07,2014).
Ia menegaskan, selama Pilpres penuh kecurangan, siapapun presidennya adalah cacat proses dan tidak legitimate. Oleh karena itu mereka menolak KPU yang ingin memaksakan kehendaknya saat ini juga.
“Presiden yang diumumkan KPU saat ini adalah presiden yang tidak legitimate,” jelas Rusdi.
Rusdi mengungkapkan, KSPI mewakili jutaan buruh di Indonesia dan juga jutaan pendukung Prabowo, mengambil sikap menolak hasil pemilu. Bagi mereka pemilu yang tidakdilaksanakan dengan jujur dan adil maka akan membahayakan demokrasi Indonesia dan masa depan demokrasi Indonesia.
“Bagi KSPI buat apa mengakui sebuah hasil pemilu yang curang, mengakui sebuah lembaga yang tidak kredibel. Kalau nanti dipaksakan diumumkan presiden yang baru, kami tidak mengakui presiden baru tersebut,” jelas Rusdi.[]
