More

    Riset Terbaru: Pemain Bola Harus Hindari Minuman Kesehatan Sebelum Babak Kedua

    Studi baru menunjukkan bahwa minuman tidak berdampak terhadap peningkatan kadar glukosa pada tahap kritis awal memasuki babak kedua permainan. (Foto: Dominic Ebenbichler)
    Studi baru menunjukkan bahwa minuman tidak berdampak terhadap peningkatan kadar glukosa pada tahap kritis awal memasuki babak kedua permainan. (Foto: Dominic Ebenbichler)

    Catatan untuk tim sepakbola Argentina dan Jerman: jangan sentuh minuman kesehatan dan terus bergerak jika ingin membawa pulang Piala Dunia di half-timeparuh kedua pertandingan.

     Demikian bunyi pesan suatu studi baru yang mendapati bahwa istirahat half-time mempunyai dampak penting pada penampilan para pemain.

    Studi yang dipimpin oleh Associate Professor Michael Kingsley di La Trope University, mempelajari keefektifan minuman olahraga elektrolit dalam menjaga kadar glukosa darah dalam tubuh.

    Minuman karbohidrat biasanya dianjurkan diminum oleh para pemain sepakbola untuk mempertahankan kadar glukosa dalam tubuh.

    - Advertisement -

    Prof. Kingsley mengatakan, riset terdahulu menunjukkan penurunan ketersediaan glukosa mempunyai potensi secara negatif mempengaruhi keterampilan motorik dan fungsi kofnitif yang penting bagi kinerja efektif dalam olahraga intermiten, seperti sepakbola.

    Tetapi dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam Journal of Athletic Training , Prof. Kingsley bersama rekan-rekannya menunjukkan bahwa minuman tidak berdampak terhadap peningkatan kadar glukosa pada tahap kritis awal, memasuki babak kedua permainan.

    Sebaliknya, istirahat dalam kegiatan intensif di half-time tampaknya mengaktifkan penyerapan glukosa ke dalam jaringan tubuh, seperti hati dan otot yang menyebabkan penurunan cepat dalam glukosa darah.

    Hal ini menyebabkan penurunan sekitar 30 persen pada konsentrasi glukosa darah selama waktu tersebut.

    Kingsley mengatakan, temuan ini penting karena periode setelah half-time di mana pemain melakukan aktivitas intensitas tinggi yang kurang, dan proporsi tinggi dari gol yang dicetak sebagai akibat dari kesalahan defensif.

    Hal ini dapat dikaitkan dengan dampak dari berkurangnya konsentrasi glukosa darah pada fungsi kognitif, ujar Prof. Kingsley.

    Prof Michael Kingsley mengatakan,  temuan – yang telah mereka replikasikan di banyak penelitian – menunjukkan pendekatan saat ini untuk menggunakan minuman karbohidrat serta beristirahat selama istirahat half-time itu, perlu direvisi.

    Timnya kini menguji apakah mem-variasi-kan komposisi dan waktu meneguk minuman karbohidrat-elektrolit, dan juga memiliki pemain melakukan pemanasan dengan sepeda selama istirahat itu, dapat membatasi penurunan half-timedalam kadar glukosa darah serta dapat  meningkatkan penampilan pemain.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here