More

    Petualangan Anak Indonesia Diperkenalkan Hingga ke Australia

    Memperkenalkan buku kepada siswa-siswa sekolah Greenway Park (Foto: Nicholas Mark)
    Memperkenalkan buku kepada siswa-siswa sekolah Greenway Park (Foto: Nicholas Mark)

    Nicholas Mark, warga Sydney telah lama memiliki ketertarikan dengan Indonesia. Lewat bukunya, ia ingin mengajak anak-anak Indonesia untuk lebih imajinatif dan memiliki jiwa petualang. Dan bagi anak-anak di Australia, ingin membuka wawasan soal budaya Asia lewat pintu gerbang Indonesia.

     Sejak kecil, Nicholas Mark yang lebih akrab disapa Nick, sudah menyukai buku-buku yang menceritakan petualangan.

    Tak heran kalau cerita-cerita fantasi dan animasi di buku-buku dan film-film seringkali menjadi sumber inspirasinya.

    - Advertisement -

    “Sudah lama saya ingin membuat cerita-cerita petualangan, tapi karakter dan latar belakangnya dari negara dan budaya Indonesia,” ujarnya kepada Erwin Renaldi dari ABC International.

    Bagi Nick, Indonesia sangat berarti dalam hidupnya.
    “Saya belajar bahasa Indonesia sejak SMA, kemudian pernah tinggal di Jogja selama enam tahun saat ikut program ACICIS,” kata Nick. “Pengalaman disana mengubah hidup saya. Budaya Indonesia, makanan, orang-orang yang ramah, menjadi alasan mengapa saya cinta Indonesia.”
    “Karenanya saya berkomitmen untuk mempromosikan semua hal yang berkaitan antara Indonesia dan Australia,” tambah Nick, yang juga Presiden Asosiasi Pemuda Australia Indonesia di New South Wales.
    Tak lama, cita-citanya membuat buku berkisah petualangan tercapai. Di tahun 2012, ia meluncurkan buku cerita bergambar, Petualangan Anak Indonesia, bersama Bambang Shakuntala sebagai ilustratornya.
    Buku ini mengisahkan Wayan dari Bali, Mutia dari Padang, dan Dani dari Yogyakarta. Ketiga tokoh utama ini memilki jiwa petualang, baik hati, dan selalu bersemangat memecahkan persoalan.
    “Lewat buku ini saya ingin mengajak anak-anak Indonesia untuk lebih imajinatif dan memiliki jiwa berpetualang,” jelas Nick. “Saya rasa ada juga potensi untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris.”
    Tak hanya sampai disitu, Nick pun menjadikan buku ini sebagai sarana bagi anak-anak di Australia untuk lebih mengenal budaya Asia, lewat Indonesia sebagai gerbang utamanya.
    “Saya mencoba mengembangkan jaringan dengan beberapa Asosiasi Guru Bahasa Indonesia di Australia,” ujarnya.
    Buku ini pun sudah menjadi bahan pengajaran di sejumlah sekolah di Australia, yang tersedia online bagi para guru.
    “Supaya anak-anak Australia bisa pakai buku ini untuk belajar bahasa Indonesia menggunakan sejumlah latihan dan memasukan unsur budaya dari cerita-cerita di buku tersebut,” tambah Nick.
    espon dari guru-guru dan murid-murid di sekolah-sekolah Australia pun sangat baik.
    “Guru-guru dan murid-murid sangat menikmatinya,” kata Nick. “Para siswa sangat suka melihat kehidupan fantasi dan petualangan dengan latar belakang Indonesia, yang kurang dikenal sebelumnya.”
    Sementara bagi para guru, lewat buku ini mereka bisa melebarkan topik-topik pengajaran soal benua Asia.[]
    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here