JAKARTA, KabarKampus – Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Jobstreet.com sebanyak 73 persen karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaanya. Survei ini dilakukan kepada 17,623 koresponden pada awal Oktober 2014 mengenai kepuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka.
Ketidakpuasan koresponden tersebut disebabkan beberapa faktor. Sebanyak 54 persen karyawan terpaksa bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Hal ini tanpa disadari berdampak serius pada penurunan produktivitas kerja hingga kecilnya jenjang karier.
Selanjutnya ditemukan juga fakta, sebanyak 60% koresponden mangaku tidak memiliki jenjang karier di kantor mereka sekarang. Selain itu sebesar 85% koresponden juga mengaku tidak memiliki work-life balance (keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi).
Ketidakpuasan itu dengan pimpinan juga membuat karyawan tidak puas dengan pekerjaaanya. Sebanyak 53% karyawan mengaku memiliki atasan dengan gaya kepemimpinan militer (bangga pada pangkat dan jabatan untuk menggerakan bawahan), paternalis (tidak pernah memberikan kesempatan pada bawahan untuk mengembangkan daya kreatifitasnya) dan laisez faire (membiarkan bawahannya bekerja semaunya, jabatan hanya sebagai simbol dan tidak pernah mau tahu). Buruknya karakter atasan juga dapat mempengaruhi tingginya turn over karyawan disebuah perusahaan. Lebih jauh lagi hal itu juga akan berdampak pada citra perusahaan.
Riset yang dilakukan oleh American Psychological Association menunjukan bahwa karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka akan bekerja lebih produktif. Hal tersebut juga mempengaruhi kesehatan pikiran dan tubuh mereka.[]
