Frino Bariarcianur
Puluhan ibu-ibu berjalan dengan santai di tepi Sungai Sambas, Minggu (12/10/2014). Mereka adalah penenun kain Songket Sambas yang memperlihatkan hasil kerja keras mereka selama ini. Tidak tanggung-tanggung, kain Songket Sambas berhiaskan benang emas ini dibuat sepanjang 162 meter dengan lebar 70 cm.
Butuh waktu 1 tahun 4 bulan untuk menyelesaikan kain Songket Sambas. Tidak mudah mengerjakannya tapi dengan tekad kuat, cita-cita mereka menjadikan kain sepanjang 162 meter ini memang layak mendapatkan penghargaan.
Wajah mereka menyuguhkan senyum. Ratusan warga mengiringi karnaval kain Songket Sambas menuju halaman Istana Alwatzikoebillah.
Kain Songket Sambas adalah kain khas yang memiliki motif Kote Mesir, Pucuk Rebung, Mawar, Ragam Banyi, Tabur Mata Ayam, dan Tabur Bintang. Kain ini dulunya pernah menjadi primadona bagi bangsa Melayu Sambas. Tentu tidak hanya di Sambas, bangsa Melayu di berbagai belahan dunia pun menggunakan kain tenun songket dengan motifnya sendiri untuk acara khusus, seperti perkawinan atau pertemuan para sultan.
Kain songket Sambas selalu menjadi bagian penting yang tak pernah ditinggalkan.
Kain Songket Sambas menjadi buah tangan bagi keluarga kerajaan di Malaysia dan Brunei Darussalam. Bahkan beberapa penenun dikontrak untuk bekerja di negeri jiran. Sementara dalam dunia fashion, kain songket Sambas pun dijadikan salah satu materi busana yang tak kalah menarik.
Kini kain songket Sambas dihamparkan kembali oleh penenun yang terdiri dari 12 ibu dan 1 anak dara dari Desa Sumber Harapan, Kabupaten Sambas. Mereka berharap, kain tenun warisan nenek moyang ini semakin dicintai oleh generasi muda di masa depan.
Inilah keindahan kain songket dari negeri Sambas. []
