More

    Mahasiswa UII Buat Nasi Goreng Kaleng Untuk Korban Bencana

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Bila terjadi bencana alam, biasanya para korban yang kehilangan tempat tinggal akan bergantung pada pemerintah atau kedermawanan para relawan. Kalau pun logistik tersedia tidak ada sarana yang memadai untuk mengolahnya menjadi makanan yang layak konsumsi.

    Persoalan ini mendorong sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) untuk berkreasi membuat nasi goreng kaleng. Nasi goreng tersebut diberinama  ‘Simaner’. Mereka mengklaim produk tersebut  memiliki berbagai macam keunggulan.

    Selain teruji ketahanannya, nasi goreng kaleng Simaner juga dapat dikonsumsi secara langsung meski tanpa melewati proses memasak. Selain itu berdasarkan uji laboratorium, produk ini juga memiliki kandungan gizi yang seimbang. Oleh karenanya, produk kreatifitas mahasiswa UII ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meringankan beban logistik pegungsi korban bencana.

    - Advertisement -

    Yunita Aprilia, mahasiswa Teknik Industri UII yang mewakili timnya mengatakan, ide awal menciptakan makanan nasi goreng kaleng ini berawal dari kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan penyediaan makanan di wilayah yang terkena bencana.

    “Mengingat daerah bencana biasanya hanya menyediakan makanan berupa mie instan yang dari segi kadar gizinya masih kurang, maka dari itu Simaner Canned Food ini hadir sebagai salah satu solusi untuk masalah tersebut”, tambah mahasiswi UII angkatan 2011 ini.

    Menurut Yunita, mereka berharap masyarakat yang terkena bencana bisa mendapatkan makanan yang tidak hanya mengenyangkan tetapi juga memiliki jaminan nilai gizi yang baik.

    Adapun Yunita menjelaskan tentang proses pembuatan produk yang juga melibatkan kerjasama dengan lembaga riset, LIPI. Proses awalnya seperti memasak nasi goreng biasa. Kemudian pada tahap pengemasan harus melalui beberapa uji dan memakan waktu yang agak lama sampai dengan siap untuk didistribusikan,

    Sementara kendala utama dari proses ini adalah jarak antara unit mitra kerja pengemasan dengan tempat pembuatan nasi gorengnya sangat jauh, sehingga harganya tinggi.  Karena telah melalui berbagai tahap pengujian, tidak mengherankan jika produk ini memiliki berbagai keunggulan.

    “Produk kami mempunyai keunggulan yaitu dapat tahan lama dalam waktu sekitar 1 tahun meskipun tidak memakai bahan pengawet, karena pengemasannya menggunakan teknik mikrobiologis, sehingga aman untuk dikonsumsi’, tandas Yunita.

    Ke depan, pihaknya akan mengupayakan kerjasama dengan lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk lebih memperkenalkan branding produk.

    Selain Yunita, anggota tim lain yang tergabung dalam kelompok ini juga berasal dari Teknik Industri UII, yaitu Lis Harinda dan Aditya Syahroni. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here