More

    Mahasiswa UII Buat Alat Pengolah Limbah Laundry

    Alat pengolah limbah laundry. foto : UII
    Alat pengolah limbah laundry. foto : UII

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Menjamurnya jasa laundry telah menghidupkan ekonomi masyarakat di sekitar kampus. Di samping itu, usaha jasa cuci pakaian ini juga telah memudahkan para mahasiswa yang ingin mencuci pakaiannya.

    Namun di sisi lain, usaha laundry juga menimbulkan problem pencemaran lingkungan. Pelaku usaha banyak yang tidak memiliki saluran pipa air limbah  dan seringkali langsung mengalirkannya ke sungai atau saluran-saluran air.

    Padahal jika dibiarkan berlangsung terus menerus, praktek ini turut berkontribusi pada merosotnya kualitas lingkungan hidup khususnya kelestarian air dan kehidupan yang ada di dalamnya.

    - Advertisement -

    Menyadari hal itu, empat mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) berinisiatif untuk mengembangkan alat pengolah limbah hasil cucian untuk pengusaha laundry dan rumah tangga. Mahasiswa tersebut adalah Citra Endah Nur Setyawati, Rizqi Amaliasani, Rahmah Masturah, dan Muhammad Lukman, mereka merupakan mahasiswa Teknik Lingkungan UII.

    Citra Endah Nur Setyawati, salah satu mahasiswa pengambang alat ini mengatakan, limbah laundry memiliki kandungan senyawa phospat dan surfaktan yang tinggi. Kedua senyawa ini sejatinya berfungsi mengikat kotoran yang ada dalam pakaian sehingga deterjen dapat bekerja efektif.

    Menurutnya, ketika dibuang ke lingkungan perairan, dapat menimbulkan masalah seperti pendangkalan perairan dan mengakibatkan pengurangan kadar oksigen dalam air. Pada konsentrasi 0,5 mg/liter deterjen sudah mampu membentuk busa sehingga menghambat difusi oksigen dari udara ke permukaan badan air.

    “Pada titik kritis ini dapat mengakibatkan kematian organisme akuatik serta menurunnya estetika lingkungan yang disebabkan timbulnya bau dan busa yang melimpah”, ungkap mahasiswa Teknik Lingkungan UII ini.

    Atas dasar itulah Citra dan rekan-rekannya membuat alat ini. Mereka pun berhasil merampungkan alat pengolah limbah cucian tersebut dalam waktu dua bulan.

    Adapun, alat ini terdiri dari bak penampung limbah, rangkaian pipa paralon, pompa air, dan komponen penyerap limbah yang disusun secara berlapis-lapis dalam pipa yang lebih besar. Komponen penyerap terdiri dari serabut kelapa, pasir kering, arang aktif, dan kerikil dengan perbandingan tertentu. Sebelum disusun, arang aktif perlu diaktivasi terlebih dahulu agar optimal dalam menyerap limbah.

    Citra Endah menambahkan, selanjutnya alat tersebut dipasangkan pada bagian belakang mesin cuci yang dikaitkan pada selang pembuangan mesin cuci. Cara kerja alat ini cukup sederhana di mana limbah deterjen dari mesin cuci dialirkan dari bak penampungan menuju alat dengan bantuan pompa. kemudian, air limbah akan mengalir melewati komponen penyerap. Di sinilah terjadi proses adsorpsi oleh berbagai komponen penyerap sehingga menghilangkan kandungan zat-zat pencemar air di dalamnya.

    Air limbah yang telah disaring kemudian dianalisis menggunakan Spektrofotometer – UV dan Turbidimeter. Hasilnya cukup memuaskan di mana terjadi penuruan kadar COD (Chemical Oxygen Demand) yang cukup signifikan dari 1400 mg/L menjadi 80 mg/L. Sementara tingkat kekeruhan air juga berkurang drastis. Alat penyerap limbah deterjen terbukti efektif karena mampu menurunkan kandungan kimia berbahaya pada limbah deterjen sehingga menjadi air bersih yang aman bagi lingkungan.

    “Dengan biaya pembuatan alat yang cukup terjangkau yakni sekitar Rp 500.000, kami ingin agar alat ini dapat diadopsi oleh para pengusaha laundry sehingga mereka dapat turut menjaga kelestarian lingkungan di sekitarnya,” ungkap Citra.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here