More

    Pinguin Ini Mampu Ubah Plastik Jadi Solar

    LIQ, alat pengubah plastik jadi solar. Foto: Fauzan
    LIQ, alat pengubah plastik jadi solar. Foto: Fauzan

    JAKARTA, KabarKampus – Limbah plastik berbahaya bagi lingkungan. Salah satu hewan yang terkena dampak langsung dari limbah plastik yang dibuang ke laut adalah Pinguin. Karena limbah plastik ini habitat pinguin di Kutub menjadi terancam.

    Berawal dari sana, Maria Chris Lievonne, mahasiswi Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti, membuat alat pengolahan limbah plastik menjadi bahan bakar minyak. Bentuknya dibuat mirip seperti pinguin, berwarna hitam dan perak.

    “Alat ini terinspirasi dari bentuk badan pinguin. Karena limbah plastik telah mengancam kelestarian habitan pinguin di Kutub,” kata Lievonne.

    - Advertisement -

    Ia menuturkan, selama ini hewan yang terkena dampak buruk plastik adalah Pinguin. Plastik yang terbuang ke laut akan dimakan oleh Pinguin. Sementara plastik berbahaya bagi tubuh pinguin.

    Menurut Lievonne, dari sana ia membuat alat pengolah limbah plastik menjadi minyak solar sebagai tugas akhir. Namun LIQ ini hanya mengolah plastik model  Polietilena berdensitas rendah (low density polyethylene, LDPE) yakni termoplastik yang terbuat dari minyak bumi

    Ia menuturkan, alasan ia memilih LDPE, karena, berdasarkan survei yang ia lakukan di pembuangan sampah di Rawasari, Jakarta Pusat. Ternyata plastik model LDPE jarang di daur ulang.

    “Jenis plastik model ini jarang diambil pemulung,” kata Lievonne.

    Lievonne menjelaskan, untuk mengolah plastik menjadi minyak solar, pertama adalah mencuci  dan mengeringkan plastik. Selanjutnya plastik yang telah dicuci dimasukkan ke dalam masin dan dicacah menjadi 2 -4 mm. Kemudian plastik yang telah dicacah dipanaskan hingga 400 derajat celcius hingga menjadi gas.

    “Pada saat didinginkan maka, gas tersebut akan menjadi cair,” terangnya.

    Menurut Lievonne, LIQ buatannya ini, sebelumnya telah telah diuji coba dan mampu menghasilkan solar. Namun, ia belum meneliti lebih lanjut mengenai kadar solar tersebut.

    Lievonne yang baru menyelesaikan gelar Sarjananya ini mengaku, masih akan mengembangkan alat ini lebih lanjut. Ia masih ingin menyempurnakan desain dan kualitas minyak yang dihasilkan.

    “Saya berharap dapat bekerjasama dengan pemerintah untuk mengembakan alat ini. Mengingat manfaat yang besar,” ungkapnya.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here