More

    Tetangga Pak Gesang, Band Kamar yang Ngga Niat Terkenal

    Mega Dwi Anggraeni

    Tetangga Pak Gesang. dok : TPG
    Tetangga Pak Gesang. Dok : TPG

    Setiap bernyanyi, duo ini hanya menggunakan dua alat musik, ukulele dan kazoo. Lagu-lagu yang dibawakannya pun liriknya sederhana. Musiknya yang tak biasa inilah yang membawa nama Tetangga Pak Gesang mudah dan cepat dikenal di antara para penggemar musik indie.

    Tetangga Pak Gesang terdiri dari Arum Tresnaningtyas Dayuputri dan Meicy Sitorus. Mereka adalah band musik kamar yang bermain musik dan merekam musik mereka di dalam kamar.

    - Advertisement -

    Band ini terbentuk karena iseng dan tidak berniat menjadi band serius. “Dulu iseng aja ngajakin Meicy karena saya baru beli ukulele,” cerita Arum kepada Kabar Kampus saat ditemui di rumah kontrakannya di Bandung.

    Ajakan Arum langsung diterima Meicy. Keduanya pun mulai bermusik dan merekamnya dengan alat sederhana. Selanjutnya hasil rekaman itu mereka upload di youtube dan soundcloud.

    Hasil iseng itulah yang akhirnya membuat pemilik Kineruku meminta Arum dan Meicy untuk tampil dalam sebuah acara diskusi di Kineruku. Dari sana juga mereka diberikan nama Tetangga Pak Gesang oleh pemilik Kineruku yang kerap mendapat cerita masa kecil Arum sebagai tetangga dari sang maestro asal Solo itu.

    Tidak ada yang menyangka, penampilan pertama mereka di Kineruku itu membuat para peserta diskusi dari Jakarta tertarik dengan lagu-lagu era 70-an yang mereka bawakan. Tidak lama setelah penampilan pertama mereka, salah satu dari peserta diskusi pun mengundang Arum dan Meicy untuk tampil di Taman Ismail Marzuki (TIM).

    Sejak itu, Tetangga Pak Gesang pun kerap tampil di berbagai acara musik. Bukan hanya di Bandung, tetapi juga di kota lainnya. Meskipun begitu, Arum dan Meicy mengaku tidak pernah berniat untuk menjadi terkenal.

    “Kalau nantinya orang ngga suka lagi sama lagu-lagu Tetangga Pak Gesang, ya ngga masalah juga. Karena buat kita, musik hanya sebatas hobi saja. Kita ngga ada niat dan ambisi untuk jadi terkenal,” pungkas Arum.

    Lagu Bercerita dan Sederhana

    Meski minim alat musik, Tetangga Pak Gesang kerap membawakan lagu bercerita, dengan lirik sederhana yang mudah dicerna dan dihafal oleh banyak orang. Tidak jarang juga, Arum dan Meicy menyisipkan kalimat nakal yang menyisakan tawa.

    “Oh senangnya, motor tua. Brum, brum, brumm, bunyinya. Oh senangnya, motor tua. Tetetetoet, klaksonnya,” adalah penggalan dari lagu berjudul Brum, Brum, Brumm. Lagu ciptaan Arum dan Meicy itu menceritakan sebuah motor tua yang meski terlihat keren, tetapi kerap mogok akibat bensinnya yang boros.”

    Sebenarnya, motor tua itu adalah cerita pribadi dari Arum. Sebelum menciptakan lagu itu, dia membeli sebuah motor bebek berwarna merah, lengkap dengan keranjangnya. Secara fisik, motor tersebut masih prima. Hanya saja, tangki bensinya sedikit bocor. Akibatnya Arum sering kehabisan bensin saat berkeliling kota.

    Cerita-cerita sederhana seperti itulah yang keluar sebagai inspirasi dari Arum dan Meicy. Latar belakang dari keduanya di bidang fotografi pun secara tidak sadar mereka terapkan dalam konsep bermusik.

    Sejak kuliah Arum bergelut dengan kamera. Dia juga sempat bekerja di salah satu surat kabar nasional. Belakangan, dia membuka kelas foto di Tobucil and Klabs. Bukan kelas foto profesional yang membutuhkan peralatan canggih dan teknik luar biasa, tetapi kelas foto cerita yang hanya membutuhkan kamera poket.

    Dalam setiap kelasnya, Arum selalu menekankan kepada seluruh peserta kelas untuk peka pada kejadian sehari-hari. Menurutnya, kejadian sederhana yang biasa dialami seseorang bisa menjadi sebuah cerita menarik di mata orang lain.

    “Mungkin karena kelas foto di Tobucil ya, jadi lagu-lagu Tetangga Pak Gesang lebih bercerita seperti di Kelas Kami Punya Cerita,” terang Arum.

    Sejak memperkenalkan diri sebagai Tetangga Pak Gesang, keduanya sudah menciptakan cukup banyak lagu. Sebanyak lima lagu, seperti “Berlibur Bersama Keluarga”, “Yellow Ming-ming”, “Brum, Brum, Brum”, “Siapa Dia?”, dan “Tetanggaku Pergi Ke Kota” sudah mereka jadikan album demo dan disebar di beberapa kota secara militan.

    Selanjutnya, Arum dan Meicy berencana melakukan rekaman untuk album. Meskipun rekaman tetap dilakukan di kamar kontrakan, tetapi mereka akan melakukan dengan peralatan yang lebih serius. Bukan hanya sekadar mengandalkan sebuah laptop seperti yang selama ini mereka lakukan.

    “Kayaknya Januari ini sudah mulai rekaman. Bukan mini album, ini album dengan full lagu. Rencananya akan ada tujuh lagu, tapi di antara ketujuh lagu itu kami ingin menyisipkan satu lagu Pak Gesang, sebagai tribute. Ini yang masih kami pikirkan,” jelas Arum.

    Selain menciptakan lagu-lagu sederhana untuk semua usia, Arum dan Meicy pun memiliki beberapa lagu untuk anak-anak. Rencananya, lagu anak-anak menjadi sebuah proyek jangka panjang yang akan mereka garap dengan serius.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here