More

    Sunset Diety, Tak Semegah Ekspektasi

    Mega Dwi Anggraeni

    Teater multimedia sunset diety. Foto : Adima.
    Teater multimedia sunset diety. Foto : Adima.

    Nameless Boy bertemu dengan Sun. Perkenalan singkat tidak membuat keduanya canggung untuk menjelajahi dunia bersama-sama. Namun kebersamaan mereka harus dipisahkan oleh Sang Waktu.

    Cerita seorang anak lelaki yang berteman dengan matahari memang hanya ada di dunia Teater Multimedia Sunset Diety. Sebagai penulis naskah, Sutansyah Marahakim mengemas cerita fiksi tentang bocah yang menolak menjadi dewasa itu dengan dialog-dialog ringan untuk menyisipkan pesan yang cukup dalam.

    - Advertisement -

    Pesannya bisa diperuntukkan bagi mahasiswa yang baru lulus kuliah, meninggalkan rutinitas kampus untuk masuk ke dunia baru.

    Kennya Rinonce sang sutradara memang berharap pesan tersebut sampai ke anak-anak muda seusianya. Hanya saja, sebelum pesan tersebut sampai dia berusaha menghibur dengan alur cerita ringan, tarian yang sederhana, serta video mapping untuk melengkapi perjalanan Nameless Boy dan Sun.

    “Saya ingin menyajikan pemandangan yang indah-indah kepada penonton dengan video mappingnya,” kata Kennya kepada wartawan.

    Kennya tidak banyak menggunakan properti mahal untuk mendukung ceritanya. Hanya ada beberapa tumpukan balok bercat putih yang diceritakan sebagai  bumi tempat bermain si Bocah Tanpa Nama dan Sun. Sisanya, panggung Teater Tertutup Taman Budaya Dago Tea House, Bandung dibiarkan kosong untuk memudahkan ke-12 pemain berlari, melompat, menari, melakukan beberapa gerakkan akrobat, dan menyanyi dengan leluasa.

    Upaya Kennya sedikit membuahkan hasil. Paling tidak para pelakon bisa bergerak dengan leluasa di atas panggung. Tetapi, usahanya untuk menyajikan pemandangan indah selama 60 menit lewat video mapping, terlihat perlu banyak perbaikan.

    Warna-warna yang digunakan untuk gambar dalam video mapping terlihat pudar. Bahkan pencahayaan pun tidak membantu membuat pertunjukan menjadi lebih cerah,  padahal lampu yang digunakan cukup banyak. Grafis yang muncul dari video mapping pun terlihat monoton dan tak jelas.

    Pada awal cerita, penonton sudah dicekoki oleh adegan yang terkesan dipaksakan. Pertemuan antara Nameless Boy dan Sun di sebuah tempat, perkenalan keduanya, hingga keduanya menghabiskan waktu dengan menjelajahi bumi, merupakan adegan paling lama dalam pertunjukkan. Seolah adegan tersebut dibuat hanya untuk memenuhi durasi.

    Bukan hanya itu, beberapa dialog yang diucapkan oleh pemeran utama pria pun tidak terdengar jelas.

    Meski begitu, kostum serba hitam mengkilap yang digunakan oleh para pelakon Penguasa Malam bisa menjadi nilai tambah untuk menutupi kekurangan.

    Sebagai produser Tri Adi Pasha mengatakan, Teater Multimedia Sunset Diety tidak akan menjadi pertunjukkan terakhir yang dia buat bersama teman-temannya. Kisah tentang Nameless Boy dan Sun ini pun, menurutnya akan digelar di Jakarta, akhir 2015 nanti. Ini adalah komitmen kami bersama untuk membuat karya-karya lainnya,” ujarnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here