More

    Entrepreneur Perlu Sense of Crisis Untuk Melakukan Perubahan Besar

    Mega Dwi Anggraeni

    Furqan AMC mengisi kuliah umum di Universitas Islam Bandung, Senin, (23/02/2014). FOTO : Mega Dwi Anggraeni
    Furqan AMC mengisi kuliah umum di Universitas Islam Bandung, Senin, (23/02/2014). FOTO : Mega Dwi Anggraeni

    BANDUNG, KabarKampus – Sebagai pusat oleh-oleh di Bali, Krisna mendapatkan pemasukan hingga satu miliar rupiah setiap hari. Pemasukkannya bisa meningkat hingga empat kali lipat saat musim liburan tiba. Jika saat ini Krisna memiliki enam cabang, maka berapa keuntungan yang diperolehnya? Pertanyaan itu mengawali Kuliah Umum berjudul Psychology Entrepreneur di Aula Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Taman Sari, Senin (23/2/2015).

    Sebenarnya topik utama kuliah umum itu bukan keuntungan yang diperoleh Krisna. Melainkan bagaimana caranya memperoleh kesuksesan tersebut dengan berwirausaha.

    - Advertisement -

    Sebagai pembicara Furqan AMC yang juga alumni UNISBA, memaparkan untuk mendapatkan keuntungan sebesar itu Ajik Anom sang pemilik Krisna harus membuat keputusan yang besar. Ajik membuat keputusan besar dengan meninggalkan kampungnya dan merantau ke Denpasar untuk mengubah nasibnya.

    “Keputusan besar adalah awal untuk menjadi seorang wirausaha, seperti yang dilakukan oleh Ajik Anom,” kata Direktur KabarKampus ini kepada ratusan ratusan mahasiswa Psikologi yang hadir di Aula.

    Sebagai pemuda kampung yang putus sekolah Ajik Anom tidak punya siapapun untuk dihubungi di Denpasar, Furqan melanjutkan ceritanya. Dia juga tidak memiliki uang, kemudian dia meminta izin untuk tidur di pos satpam sebuah hotel.

    Satpam mengizinkannya tidur di pos dan Ajik Anom membalas kebaikan satpam dengan mencuci semua mobil tamu hotel. Setiap hari, dia mencuci mobil sampai akhirnya pemilik hotel mengetahui hal tersebut lantaran Ajik Anom mencuci mobilnya juga. Dari sana nasibnya berubah ketika pemilik hotel mulai mempekerjakannya secara resmi.

    “Jalan hidup Ajik Anom serupa dengan Chiarul Tanjung. Dia yang memiliki ratusan perusahaan serta kekayaan mencapai 44 triliun rupiah juga sudah membuat keputusan besar,” kata Furqan.

    Tetapi keputusan besar tidak hanya menjadi satu-satunya modal untuk melakukan usaha. Menurut Furqan seorang wirausaha juga perlu memiliki sense of crisis untuk melakukan perubahan besar.

    “Kita juga memerlukan sebuah rencana besar untuk segera mengeksekusinya dan menghasilkan uang yang banyak,” kata Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Unisba itu.

    Pemilik lebih dari 27 outlet refill perfume ini menyarankan para pesarta kuliah umum untuk menuliskan mimpi dan rencana-rencana besarnya. Tulisan tersebut, lanjutnya, bisa menjadi pendorong yang kuat untuk menjadi sukses seperti yang sudah dilakukan dan diungkapkan oleh Dian Sastro dalam acara talk show di salah satu televisi swasta.

    Dalam video talk show yang diputar dalam kuliah umum itu, pemeran Cinta dalam Ada Apa Dengan Cinta? itu menceritakan sudah mulai menargetkan jalan hidupnya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ketika usia 10 tahun, Dian berniat mengumpulkan uang dengan menjadi model. Selanjutnya, selama empat tahun dia melakukan riset dan membangun karakter untuk mempersiapkan diri sebagai model. Ambisinya untuk menjadi pemenang pun berbuah manis lantaran dia terpilih menjadi gadis sampul.

    “Intinya adalah  kita perlu membangun visi dan misi, menyusun strategi, dan melakukan aksi,” pungkas Furqan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here