More

    Ketika Puisi Menjadi Kebutuhan Hidup

    Mega Dwi Anggraeni

    -Ratna Ayu Budhiarti. Foto : Mega
    -Ratna Ayu Budhiarti. Foto : Mega

    Ratna Ayu Budhiarti melemparkan selendang dari bahunya ke lantai. Nada suaranya meninggi, setitik air mata menggenang di pelupuk matanya. Emosinya meledak, ketika dia membaca puisi berjudul “Tentang Otak Yang Harus Berputar Lagi dan Lagi”.

    Puisi yang ditulis Ratna pada tahun 2013 itu menggambarkan berbagai tekanan yang diterima oleh seorang penulis miskin. Mulai dari berita-berita yang dia saksikan setiap hari, isi dompet yang menipis, padahal dia harus membeli kebutuhan hidup.

    - Advertisement -

    Kehidupan menjengkelkan yang harus dihadapi oleh seorang penulis anonim itulah yang membuat emosi Ratna meluap. Namun, emosinya kembali menurun saat dia membacakan puisi berjudul Ujang dan Nyai, karya Mat Don.

    Nada suaranya menurun. Logat bicaranya pun berubah dari serius menjadi sedikit centil. Dia berjalan kesana kemari, berusaha menguasai area panggung selama 15 menit tampil di hadapan puluhan pasang mata. Sementara putrinya mengikuti kemanapun Ratna melangkah.

    Ratna sudah menekuni kegiatan tulis menulis sejak duduk di bangku SD. Hobinya itu terus dia kembangkan ketika dia mengemban pendidikan tinggi di Tasikmalaya. Intensitasnya berpuisi kala itu semakin meningkat, hingga akhirnya dia melahirkan ratusan puisi.

    “Dulu menulis puisi itu hanya kegiatan iseng, tapi jadi ketagihan, dan sekarang jadi kebutuhan hidup,” akunya pada KabarKampus.

    Meskipun, tidak memiliki latar belakang sebagai Sarjana Sastra, perempuan yang kelahiran Ciamis 34 tahun lalu itu mengaku tertarik dengan dunia sastra. Hal itu dia buktikan lewat cerita-cerita pendek serta puisi-puisinya yang kerap dimuat di beberapa surat kabar.

    Dia juga sempat mengikuti Kelas Menulis Feature di Tobucil pada awal 2014 lalu. Hasilnya pun dimuat di media lokal.Bukan hanya itu, sejak 2008 silam, perempuan yang beberapa kali pindah dan tinggal di empat kota ini  juga sudah menerbitkan empat buku puisi serta satu cerpen.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here