More

    Refleksi Cap Go Meh Singkawang “Genderang Perlawanan”

    tatung 2015_3_kaka
    Cap Go Meh Singkawang selalu menyedot perhatian publik dunia
    Sebelum berkeliling tatung ditusuk dengan benda tajam.
    Sebelum berkeliling tatung ditusuk dengan benda tajam.
    Roh leluhur keluar masuk ke dalam tubuh Tatung
    Roh leluhur keluar masuk ke dalam tubuh Tatung
    Cap Go Meh mengalami percampuran berbagai budaya
    Cap Go Meh mengalami percampuran berbagai budaya
    Jangan takut memotret Tatung
    Jangan takut memotret Tatung
    Wajah penuh dengan jarum besi menyulitkan untuk minum
    Wajah penuh jarum besi menyulitkan saat minum
    Tatung bagaikan dewa yang membersihkan kota
    Tatung bagaikan dewa yang membersihkan kota

    Setiap perayaan Cap Go Meh, Singkawang selalu menyedot perhatian dunia. Festival ini melibatkan ratusan Tatung yang memperlihatkan “kesaktian” mereka. Cap Go Meh dimulai sebelum fajar menyingsing sampai matahari tepat di kepala.

    Maka kokok ayam sementara waktu diganti dengan bunyi tetabuhan yang bertalu-talu untuk menyambut pagi. Ribuan orang pun berjalan menuju pusat kota, berdiri berdesak-desakan. Para Tatung kerasukan roh. Pipi mereka ditusuk dengan jarum besar, duduk di atas paku dan parang, dan segala yang berbau kengerian.

    Di Singkawang, Tatung adalah magnet sesungguhnya dalam perayaan Cap Go Meh. Itu terjadi sejak 4-5 generasi ke belakang. Mereka bertahan diantara lajunya peradaban kota ini. Seperti rumah-rumah mereka yang berada di kampung dan sudut-sudut kecil gang di Singkawang. Ada uang atau tidak, Tatung-tatung yang lahir dari keturunan tatung harus membersihkan kota dari roh-roh jahat. Ini kewajiban.

    - Advertisement -

    Cap Go Meh adalah satu-satunya perayaan di Singkawang yang mampu mendatangkan ribuan orang. Namun dari beberapa kali tim KabarKampus liputan, selalu saja ada konflik. Terutama yang terjadi di tubuh panitia dan elite politik di Singkawang. Konflik ini berimbas kuat pada pelaksanaan Cap Go Meh.

    Hal penting lainnya yang dicatat tim KabarKampus adalah format acara pendukung Cap Go Meh, Kamis (05/03/2015) yang monoton. Dari tahun ke tahun format acara tidak banyak berubah kecuali lokasi panggung kehormatan. Sudah diberi panggung kehormatan, para pejabat dan tamu undangan pula selalu datang terlambat.

    Sehingga ratusan Tatung dan ribuan orang lainnya harus menunggu. Padahal siapakah yang paling utama dalam perayaan tradisi ini?

    Situasi penuh konflik selama perayaan Cap Go Meh harus dilawan. Sudah seharusnya panitia Cap Go Meh Singkawang tidak lagi mengorbankan perayaan tradisi ini demi kepentingan politik. Inilah waktunya dimana setiap orang kembali seperti dulu, bergandeng bahu. Jika tidak, perayaan yang sudah terdengar ke seluruh pelosok negeri akan ditinggalkan.

    Cap Go Meh tidak hanya di Singkawang. Di beberapa kota di Indonesia pun secara signifikan menampilkan wajah perayaan hari ke-15 imlek ini dengan meriah. Contohnya : Bengkayang, Pontianak, Pemangkat, Bogor, Bandung, Jakarta, dan masih banyak kota-kota lainnya. Perayaan Cap Go Meh telah menjadi milik negeri ini dengan kekhasannya masing-masing.

    Berterima kasihlah kita kepada Tatung, para pemikul tandu, pembawa bendera, dan orang-orang yang setia menjalankan tradisi. Karena peristiwa Cap Go Meh, kota di tepi laut ini, San Keu Jhong dikenal dunia. []

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    1. Mungkin dari sekian banyak kota,kota Singkawang-lah yang masih mempertahankan budaya tatung pada perayaan Cap Go Meh setiap tahun,ini adalah aset seni budaya yang jika tidak dilestarikan akan hilang oleh pesatnya perkembangan budaya modern.Warga tionghoa nanti hanya akan mengenal tatung lewat buku-buku sejarah.Dan akhirnya akan hilang.Mungkin karena jenuh karena acara yang monoton tiap tahunnya.Tapi selebihnya kita salut kepada kota Singkawang terutama mereka yang bergelut dalam dunia tatung,meski jaman sudah berubah,mereka tetap setia mempertahankan adat dan budaya leluhur mereka.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here