BANDUNG, KabarKampus – Presiden Joko Widodo menggelorakan kembali semangat Bandung dalam peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika, di Gedung Merdeka, Bandung, Jumat, (24/04/2015). Dihadapan 22 Kepala Negara, ia menyebut kota Bandung sebagai kota perlawanan terhadap penjajahan.
“Selamat datang di kota di mana api perlawananan terhadap penjajahan dan ketidakadilan digelorakan,” kata Jokowi dalam pidatonya.
Jokowi bercerita, 60 tahun yang lalu di dalam ruangan ini, hadir para tokoh pejuang dari Asia dan Afrika yang menginspirasi dunia. Mereka, Soekarno, Jawahral Nehru, Mohammad Ali Bogra, Sir John Kotelawa and U Nu. Ketika itu, negara-negara mereka, Indonesia, India, Sri Lanka (Ceylon waktu itu), Pakistan dan Burma telah menjadi inspirasi bagi banyak bangsa di Asia dan Afrika.
“Negara-negara itu menjadi cita cita tentang sebuah kehidupan yang merdeka, adil dan sejahtera,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi cita-cita itulah yang menginspirasi lahirnya Semangat Bandung. Sebelumnya semangat itu digelorakan untuk memperjuangkan kemerdekaan, memperjuangkan kesejahteraan, dan memperjuangkan keadilan bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
“Begitulah sikap luhur para negarawan pendahulu kita.Cita-cita mereka lebih besar dari jamannya.
Jokowi menuturkan, Konferensi Asia-Afrika kali ini dihadiri oleh 91 negara, dengan semangat untuk kemakmuran rakyat Asia Afrika. Untuk meraih cita-cita itu, perlu kerjasama, negara-negara Asia Afrika harus bermitra secara sejajar dengan negara lain.
“Sebagai Presiden yang memimpin lebih dari 250 juta penduduk, saya menyadari bahwa Indonesia belum terbebas dari kemiskinan. Kami masih tertinggal dibanding negara-negara maju di belahan dunia lain, sebagaimana juga yang masih dihadapi oleh negara-negara sahabat di Asia dan Afrika,” katanya.
Selanjutnya Jokowi menyerukan agar Semangat Bandung digelorakan kembali, perjuangan para Pemimpin Asia Afrika 60 tahun yang lalu harus dilanjutkan dan hal penting lain, Kerdekaan Palestina harus terus diperjuangkan.
