More

    Stasiun Kereta di Brisbane Sediakan Perpustakaan untuk Penumpang

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Jessica Hinchliffe dan Terri Begley

    Kepala stasiun Queensland Rail, Kerry Carr di perpustakaan yang terdapat di stasiun Wacol.
    Kepala stasiun Queensland Rail, Kerry Carr di perpustakaan yang terdapat di stasiun Wacol.

    Sebuah stasiun kereta api di pinggiran Kota Brisbane berhasil membuat penumpang saling menyapa dalam rasa kebersamaan yang lebih kuat. Caranya, dengan mendirikan perpustakan sehingga para penumpang saling meminjamkan buku untuk dibaca selama perjalanan.

    Stasiun kereta Wacol Queensland memiliki perpustakaan kecil yang terletak tepat di sebelah loket masuk, sehingga memudahkan penumpang untuk saling bertukar buku yang dapat mereka baca di dalam perjalanan.

    - Advertisement -

    Ini merupakan perpustakaan di stasiun kereta api yang pertama di Queensland. Perpustakaan ini dioperasikan hanya dengan aturan tertulis sederhana berbunyi “Ambil satu buku, ganti dengan satu buku, sumbang satu buku”.

    Aturan ini mendorong masyarakat mendonasikan berbagai buku ke rak-rak buku yang tersedia di perpustakaan tersebut.

    Sejak dimulai tiga bulan lalu, perpustakaan ini terus berkembang dan kini telah memiliki lebih dari 100 judul buku.

    Kepala stasiun di sana, Kerry Carr mengatakan inisiatif ini membantu membangun komunikasi di antara penumpang. “Proyek ini telah membuat para penumpang di stasiun mulai saling berkomunikasi satu sama lain dan menjauhkan wajah dari layar gadget mereka,” katanya. Ia merujuk pada kebiasaan komuter yang lebih fokus pada gadget masing-masing.

    “Ada satu kejadian sebelum perpustakaan ini dimulai. Seorang laki-laki bertanya apakah bisa menyewa ponsel karena dia merasa terasing (tanpa ponsel) lantaran semua penumpang melihat ke layar ponsel mereka,” katanya.

    Gagasan ini sendiri muncul setelah staf di stasiun itu mendapati seorang penumpang meninggalkan buku-bukunya di bangku stasiun selama dua hari berturut-turut.

    “Hal itu bukan kebetulan, dan kami kemudian berpikir alangkah baiknya jika kita bisa membuat orang untuk membaca buku-buku itu,” kata Carr.

    “Keesokan paginya ketika saya melihat pria yang meninggalkan buku tersebut saya meminta izin agar membolehkan orang lain membaca buku miliknya tersebut. Dia membolehkannya dan teman saya Jodie mengatakan sebaiknya kita mendirikan klub buku saja dan begitulah awal dari perpustakaan ini,” jelasnya.

    Buku-buku di perpustakaan stasiun ini seluruhnya merupakan sumbangan dari pengguna kereta dan ada juga beberapa yang didonasikan oleh lembaga amal dimana para pembaca saling mengganti satu buku setiap kali mereka mengambil satu buku koleksi perpustakaan tersebut.

    Carr mengatakan kebanyakan buku-buku di perpustakaan itu kembali dalam jangka waktu satu minggu. “Biasanya buku-buku itu selalu dipulangkan, ada juga beberapa yang tidak kembali namun sudah biasa manusia lupa,” katanya.

    Menurut Carr buku yang paling populer di stasiun itu adalah buku yang dikarang oleh Dean Koontz. Baru-baru ini mereka juga mendapat koleksi buku-buku untuk anak-anak.

    Kehadiran perpustakaan ini membuat para penumpang mulai saling berbagi pendapat mereka soal buku yang dibacanya dengan sesama penumpang dan juga staf di stasiun.

    “Saya senang bisa terlibat dengan orang banyak dan belajar sedikit tentang mereka dan senang sekali perpustakaan ini bisa mendorong orang saling berbicara kembali. Saya kira stasiun lain harus punya juga fasilitas perpustakaan semacam ini,” harapnya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here