More

    Universitas Brawijaya Larang Pemutaran Film “Semen VS Samin

    20 04 2015 DIANNSMALANG, KabarKampus – Dekanat Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) Malang melarang pemutaran film “Samin VS Semen” dan  “Alkinemokiye” di kampus UB. Pelarangan ini karena kedua film tersebut dianggap bersifat provokatif.

    Menurut pernyataan yang dikeluarkan Lembaga Pers Mahasiswa DIANNS (LPM DIAN) sebagai pihak penyelenggara, mereka memutar kedua film tersebut karea keprihatinan atas maraknya permasalahan konflik agraria di tanah air. Konfilik tersebut kerapkali tidak dapat dipisahkan dari perak akademisi yaitu baik sebagai dasar dikeluarkannya AMDAL juga sebagai saksi ahli dalam persidangan.

    “Ironisnya, film berjudul “Alkimonikiye” yang disutradarai oleh Dandhy Laksono (Watchdoc.co.id) mengalami penolakan,” kata LPM DIANNS dalam penyataan terbuka yang dibuat hari Sabut, (18/04/2015)

    - Advertisement -

    Menurut mereka, dalam dialog dengan Luqman Hakim perwakilan dekanat, ia mengatakan, film tersebut lebih banyak mengandung unsur provokasi dibandingkan unsur informasi. “Saya tanya ke kamu, film ini lebih banyak mengandung unsur provokasikan? Daripada unsur informasi, dan ini lebih banyak mudarat,” ujar LPM DIANNS menulis ulang pernyataan Luqman Hakim.

    LPM DIANNS menuturkan, mereka tidak pernah berpikir bahwa acara diskusi dan bedah film yang mempunyai tujuan untuk mengkonstruksi kembali diskursus ilmiah, nyatanya tidak mendapat dukungan oleh para aparatur birokrat. Mereka mengaku tidak mengetahui apa yang membuat pihak dekanat takut.

    “Sebagai entitas akademika yang memiliki tradisi ilmiah, dalam menjalankan tugas dan mengembangkan suatu cabang ilmu pengetahuan melalui penalaran secara terbuka. Oleh karena itu, kami sangat kecewa atas sikap Luqman Hakim dan para petinggi birokrat,” ungkap mereka.

    LPM DIANNS mengatakan, bila mengacu pada Pasal 13 UU Pendidikan Tinggi dalam Ayat (1), maka, sangat jelas diskusi dan bedah film yang kami gagas menggunakan kaca mata akademisi untuk mencari kebenaran ilmiah. Lewat film ini mereka berharap adanya penyadaran dalam taraf berpikir dan berprilaku para akademisi, sebagai entitas yang dipercayai memegang kendali keilmuan selayaknya harus berpihak kepada rakyat.

    “Kami sangat berharap agar teman-teman bisa memberikan partisipasi, dukungan, dan dorongan kepada kami. Sekali lagi, kami hanya ingin mengembalikan secara ontologis posisi kami hari ini (Mahasiswa) dalam pilar-pilar demokrasi, yakni menjadi kontrol sosial pemerintahan,” katanya.

    Film dokumenter berjudulALKINEMOKIYE dan “Samin Vs Semen” sendiri bercerita tentang perjuangan buruh dan pensiunan PT Freeport Indonesia di Timika, Papua. Sementara film “Semen Vs Samin” bercerita soal perjuangan petani Rembang menutut dibatalkannya pembangunan pabrik Semen di Gunung Kendang, Rembang Jawa Tengah.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here