More

    Prasasti Mei 98 :  Menjahit Keadilan Pada Kain Sobek

    Seorang Ibu Korban Tragedi 98 sedang berdoa di depan Prasasti Mei 98 di TPU Pondok Rangun, Bekasi. Foto : Fauzan
    Seorang Ibu Korban Tragedi 98 sedang berdoa di depan Prasasti Mei 98 di TPU Pondok Rangun, Bekasi. Foto : Fauzan

    Bila melihat secara sekilas dan dari jauh, bangunan yang satu ini, tak jelas bentuknya. Namun bila melihatnya dari dekat, akan terlihat sebuah tangan dengan untaian kain sobek yang belum selesai dijahit, dengan jarum dan benang.

    Bangunan ini adalah Prasasti Mei 98. Dibangun untuk menggambarkan situasi korban tragedi 1998 yang saat ini masih terluka akibat peristiwa tersebut.

    Bangunan dari semen tanpa cat ini dibangun di tengah Pemakaman Umum Pondok Rangun, Bekasi, Jawa Barat. Lokasinya persis berada di antara makam massal korban Tragedi Mei 98 yang jumlahnya  lebih dari 100 orang.

    - Advertisement -

    Prasasti Mei 98 ini adalah karya Awan Sitomorang, seorang seniman patung dari Jakarta. Pria 47 tahun ini sengaja mengambil metafora kain yang sedang dijahit di atas tangan karena para Ibu korban Tragedi 98 kebanyakan bekerja sebagai tukang jahit. “Ini menarik. Karena pekerjaan mereka sehari-hari adalah tukang jahit. Profesi mereka ini diangkat agar orang lebih mengenal dekat dengan persoalan,” kata Awan di Lokasi Prasasti, Rabu, (13/05/2015).

    Awan menjelaskan, para korban tragedi 1998 tersebut sampai saat ini lukanya belum sembuh. Oleh karena itu luka mereka harus dijahit. Jadi tangan dan untaian kain yang sobek dan belum selesai dijahit ini merupakan metafora kondisi para korban.

    Selanjutnya kata awan, prasasti yang ia bangun selama dua bulan ini diharapkan menjadi spirit bagi keluarga korban agar tidak putus asa dalam menegakkan dan mencari keadilan. Ia juga berharap peristiwa Mei 98 tidak terulang lagi.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here