More

    Kampanye Kopi Murah di Garasi Rumah

    Mega Dwi Angraeni

    Kedai di Garasi Walhi. Foto : Mega Dwi Anggraeni
    Kedai di Garasi Walhi. Foto : Mega Dwi Anggraeni

    “Kopi enak tidak harus mahal,” ungkapan itu muncul dari seoarang peracik kopi bernama Ery Bukchori. Pria yang akrab dipanggil Meb ini baru saja membuka warung kopi untuk mengkampanyekan kopi enak dan murah.

    Warung kopi bernama Garasi Merdesa itu terletak di Jalan Piit No. 5 1/2, Bandung.  Lokasinya memang agak “nyempil”, karena awalnya Meb tidak berniat membuka tempat ngopi. Melainkan membuat ruang kerja yang juga bisa dipakai ngopi.

    - Advertisement -

    Meb pun meminta izin untuk menggunakan garasi Sekretariat Walhi Jabar. Kebetulan, garasinya kosong. Setelah mendapat izin, Meb pun menyulap garasi menjadi sebuah warung kopi. Dia menempatkan sebuah meja panjang, yang digunakan untuk menyimpan toples berisi koleksi kopinya. Tidak ketinggalan, bangku-bangku berkaki panjang sebagai pelengkapnya.

    Di depan meja panjang, Meb menempatkan dua meja persegi dan juga beberapa kursi dengan desain yang berbeda. Menurutnya, kursi dan meja yang ada di sana merupakan disain dan buatan seorang teman yang sedang bereksperimen.

    Meb sengaja mendesain Garasi Merdesa senyaman mungkin. Karena tujuan utamanya adalah membuat ruang untuk tempatnya bekerja. Tetapi kemudian, garasi itu malah berubah menjadi ruang kerja bersama. Teman-teman Meb yang kerap datang ke Sekretariat Walhi Jabar malah lebih senang bekerja dan nongkrong lama-lama di sana.

    Apalagi, Garasi Merdesa juga menawarkan tiga racikan kopi ala barista. Kebetulan, sebagai penggemar kopi, Meb senang mempraktikan ilmu meracik kopi, yang dia dapat dari video tutorial di youtube.

    “Dua bulan pertama setelah Garasi Merdesa buka, teman-teman bayar kopinya sukarela. Ngga ada patokan harga khusus,” katanya kepada kabarkampus.

    Meb berharap kopi bisa terus menemani teman-temannya di Garasi Merdesa. Tapi, dia juga berharap toples-toples kopinya tetap terisi penuh. Jadi, sejak awal Mei lalu, Meb mulai menetapkan harga untuk ketiga kopi racikannya. Meski begitu, tidak ada kopi yang harganya di atas sepuluh ribu rupiah.

    “Di sini harga kopinya memang ngga masuk akal, tapi ini juga jadi bentuk kampanye karena kopi enak tidak selalu harus mahal,” ujarnya.

    Meski menawarkan kopi dengan harga yang ramah, tapi Garasi Merdesa tidak membuat jam operasional khusus. Tempat ini hanya buka ketika Meb tidak sedang sibuk. “Tempat ini hanya buka ketika yang bikin kopi sedang tidak dikejar deadline,” pungkasnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here