More

    Mahasiswa ITS Buat Sepeda Listrik Dari Bambu

    Mahasiswa ITS buat sepeda listrik dari bambu. Dok. ITS
    Mahasiswa ITS buat sepeda listrik dari bambu. Dok. ITS

    Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya berhasil mengembangkan sepeda listrik berbahan bambu. Sepeda ini yang diberinama Booster ini didesain sebagai kendaraan wisata dan mampu berjalan selama tiga jam tanpa henti.

    Pembuatnya adalah Sekar Ayu Lutfiana, mahasiswa Desain Produk ITS. Sepeda listrik dari bambu ini merupakan objek sripsinya dan telah dipamerkan melalui pameran tugas akhir di gedung Pusat Robotika ITS beberapa waktu lalu.

    “Tujuan dari desain ini sendiri adalah untuk mengajak masyarakat Indonesia menggunakan energi ramah lingkungan,” ujar mahasiswi semester delapan ini.

    - Advertisement -

    Ia menjelaskan, energi alternatif yang digunakannya itu nantinya akan disimpan di dalam sebuah baterai. Selain itu, penggunaan bambu sebagai bahan utama sepeda dikarenakan struktur material ini memiliki daya lentur yang lebih tinggi daripada kayu, plastik, ataupun serat fiber sekalipun, sehingga lebih kuat.

    “Modulus Young bambu sendiri hampir sama dengan yang dimiliki besi dibanding kayu,” ujar Sekar.

    Menurut Sekar, banyaknya bambu di Indonesia serta daya panen yang lebih singkat daripada kayu menjadi salah satu alasan dirinya menggunakan bambu. “Sekitar dua hingga tiga tahun bambu sudah bisa dipanen, sedangkan kayu butuh waktu minimal sepuluh tahun untuk bisa panen sehingga daya daur ulangnya rendah,” ujar Sekar.

    Adapun kata Sekar, bambu bambu yang ia gunakan sebagai bahan sepeda merupakan jenis bambu Petung yang diproses melalui beberapa langkah. “Proses-proses yang digunakan untuk treatment bambu sudah dari pabrik, jadi saya beli dari pabriknya,” ujar Sekar.

    Untuk waktu pengerjaan, Sekar Sekara mengatakan, ia membutuhkan waktu enam minggu untuk satu unit sepeda Booster. “Untuk laminasi bambunya membutuhkan waktu satu bulan dan instalasi mesin-mesinnya membutuhkan waktu sekitar dua minggu,” ujar Sekar.

    Mengenai daya tahan baterai, Sekar meyakini sepeda Booster dapat beroperasi selama tiga jam jika baterai penuh. “Tapi, lama kelamaan kan daya tahan baterai menurun, bisa jadi hanya tahan dua jam saja,” ujar Sekar.

    Sementara itu, untuk desain sendiri, Sekar mengaku terinspirasi dari kelopak bunga Frangipani. Desain tersebut  cocok digunakan di tempat-tempat wisata.

    Rencananya, sepeda ini akan dipromosikan pada salah satu tempat wisata sebagai icon. Mengenai harga, Sekar membandrol harga 15-20 juta per unitnya. “Namun, saya tidak ada niatan untuk menjualnya per satuan. Saya akan mempromosikan Booster ini kepada tempat wisata untuk diproduksi tidak hanya satu unit saja,” ujar Sekar.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here