More

    Mengkritik Hutang Negara Dengan Selembar Uang Kertas

    Hartanto Ardi Saputra

    Karya seni bertajuk "Duite Mbahmmu" karya  Indieguerillas yang dipamerkan di pamern “Manis Getir” yang digelar di Cemeti Art House, Yogyakarta, Kamis, (02/06/2015). FOTO :  Hartanto
    Karya seni bertajuk “Duite Mbahmmu” karya Indieguerillas yang dipamerkan di pamern “Manis Getir” yang digelar di Cemeti Art House, Yogyakarta, Kamis, (02/06/2015). FOTO : Hartanto Ardi Saputra

    Di sebuah ruangan, selembar uang seratus ribu rupiah menempel pada dinding seperti uang yang baru keluar dari ATM. Sementara pada dinding tersebut tertulis “Do Not Pull, Jangan Dicabut, Bukan ATM”. Uangnya sendiri, sekilas, seperti lembaran uang kertas ratusan ribu rupiah yang beredar. Namun bila dilihat lebih dekat, pada uang tersebut terdapat  gambar pendiri Indonesia yaitu Soekarno dan Hatta.

    Uang pada dinding tersebut merupakan Miko Bhawono dan Santi Aries Setiowati, dua senimanyang tergabung dalam Indieguerillas. Keduanya menamakan karya mereka dengan “Duite Mbahmu”. Karya ini dipamerkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Manis Getir”yang digelar di Cemeti Art House pada tanggal 02 Juli – 1 Agustus 2015.

    - Advertisement -

    Karya “Duite Mbahmu” ini dicetak dengan kertas book paper dengan ukuran 8 x 18 cm. Dan dibuat persis dengan uang seratus ribu rupiah. Melalui karya ini mereka ingin mengkritik rezim orde baru yang memberi tumpukan hutang pada anak cucu bangsa di masa depan.

    “Kalau karya saya sih secara spesifik ditujukan pada rezim orde baru. Tahu sendiri kan, kesannya membangun (Negara) tapi dengan uang hutang,” ujar Santi Aries Setiowati.

    Menurutnya, mereka menggunakan kalimat “Duite Mbahmu” sebagai bentuk ungkapan kekesalan yang bernada canda. Kalau dalam konteks Indonesia, masyarakat sering berharap pemimpin negara (Presiden) memberi warisan berlimpah kepada warganya, namun justru dikasih hutang.

    Karya Indieguerillas ini merupakan salah satu karya dari 12 seniman yang terlibat dalam pameran yang mengusung humor sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Sejumlah seniman tersebut yatu, Agan Harahap, Agus Suwange, Akiq AW, Eddi Prabandono, Eko Nugroho, Nastasha Abigail, Oomleo, Saleh Hussein, S. Teddy D, Tromarama, dan Yudha.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here