More

    Kirana Mahdiah Sulaeman (Juara I LWC 2015) : Belajar Itu Untuk Meraih Ilmu, Bukan Agar Juara Kelas

    Ismail Amin

    Kirana Mahdiah Sulaeman
    Kirana Mahdiah Sulaeman

    Trend pasangan-pasangan muda di Indonesia untuk mendidik anak-anak mereka melalui metode homeschooling, akhir-akhir terlihat cukup pesat. Bahkan pada tahun 2014 telah dirilis Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 129 tentang Penyelenggaraan Sekolah Rumah, yang menunjukkan nomenklatur ‘sekolah rumah’ sudah diakui negara.

    Metode ini awalnya dikembangkan di AS tahun 1960-an oleh John Holt. Di antara kata-kata Holt yang terkenal, “Kita menghancurkan rasa cinta belajar pada diri anak, yang sesungguhnya mereka miliki sangat kuat di masa kecil, dengan mendorong mereka untuk belajar demi penghargaan, bintang emas, atau kertas yang diberi angka 100…”

    - Advertisement -

    Di Indonesia, homeschooling mulai dikenal luas sekitar tahun 2005, meskipun sejarah mencatat bahwa ada tokoh Indonesia seperti Buya Hamka, Ki Hajar Dewantara, dan KH Agus Salim yang dididik dengan metode homeschooling.

    Dalam kesempatan ini kami mewawancarai seorang remaja yang belajar melalui metode ini, yang awal Agustus silam menjuarai Letter Writing Competition (LWC) 2015 yang diselenggarakan Harian Republika kerjasama dengan PT Pos Indonesia Persero dan BPPD NTB.

    Remaja putri bernama Kirana Mahdiah Sulaeman ini memulai karir kepenulisannya diusia yang masih sangat beliau. Sejak usia 8 tahun telah menghasilkan karya pertamanya, Two Beautiful Princesses. Novel fantasi ini dicetak pertama kali tahun 2009 oleh Dar!Mizan dan telah mengalami naik cetak sebanyak enam kali. Total Kirana yang lahir 15 November 2000 silam ini dari pasangan Otong Sulaeman dan Dina Yoelianti menulis 5 buku solo, 2 buku antologi bersama penulis lainnya dan 2 lagi sedang dalam proses terbit.

    Berikut wawancara dengan Kirana.

    Kirana sekarang kelas berapa dan sekolahnya dimana?

    Sekarang aku setingkat kelas 3 SMP. Aku home schooling. Sekolahnya di rumah.

    Terus belajarnya gimana? dibimbing oleh siapa?bagaimana dengan tugas-tugas harian dan ujian kenaikan kelasnya?

    Belajarnya sendiri melalui internet dan membaca buku sendiri. Untuk bahasa Inggris, aku praktek bicara dengan Mama. Papaku ngajarin agama, bahasa Arab, dan filsafat. Untuk sains dan matematika aku belajar dari website Khan Academy dan zenius.net. Tugas harian dan ujian kenaikan kelasnya tidak ada, yang ada hanya ujian akhir, untuk mendapatkan ijazah SMP dan melanjutkan ke SMA. Tapi kan di website belajar itu ada semacam tes atau ulangan, aku juga belajar buku-buku soal. Ortuku juga sering ngajak jalan-jalan supaya aku dan adikku mempelajari hal-hal baru. Konsep homeschooling itu belajar di mana saja dan kapan saja. Misalnya, aku sedang berusaha nulis buku sains untuk remaja… nah, kan aku  harus baca buku sains yang banyak (tidak terbatas buku pelajaran sekolah).  

    Terus jadwal belajarnya bagaimana?

    Ya jadwal belajarnya aku sendiri yang buat, sesuai dengan yang aku suka. Tapi memang sih ada pelajaran yang wajib, yang itu harus benar-benar aku kuasai, seperti agama, matematika, bahasa Indonesia, sains dan lainnya.

    Kirana sendiri belajarnya sesuai dengan yang sudah dijadwalkan?

    Harusnya terjadwal, tapi sekarang tidak dulu. Nanti menjelang ujian akhir saja belajarnya. Sekarang lagi fokus pada penyaluran hobi-hobi aku dulu, selain menulis aku juga ikut les musik.

    Apa tidak khawatir pelajaran Kirana tertinggal jika nanti menjelang ujian baru belajarnya?

    Di homeschooling itu, pelajaran bisa dilakukan secara singkat. Misalnya pelajaran satu tahun di sekolah formal, bisa dipelajari di homeschooling hanya satu bulan atau dua minggu. Jadi insya Allah tidak akan ketinggalan.

    Orangtua Kirana sendiri bagaimana, apa ada kontrol khusus mengenai jam belajar Kirana?

    Orangtua hanya mengontrol sesekali. Untuk belajar harus muncul dari kesadaran sendiri, dan itu yang ditanamkan orangtua sejak aku kecil.

    Terus dengan belajar hanya di rumah, apa Kirana punya teman?

    Iya ada. Aku kan lagi ikut les musik, teman aku dari situ. Terus di acara lomba kemarin kan banyak teman, kita tukaran kontak dan masih tetap saling berkomunikasi.

    Kirana suka baca buku apa saja?

    Aku tidak tahu ya. Aku moody saja kalau membaca. Misalnya bulan lalu, aku sukanya baca buku mama, yang tentang politik-politik Timur Tengah gitu. Sekarang-sekarang ini baca buku sastra. Sebelum-sebelumnya baca buku misteri.

    Tema buku-buku Kirana mengenai apa saja?

    Hampir semuanya fiksi. Ada yang fantasi juga.

    Bagaimana tanggapan pembaca terhadap karya-karya Kirana?

    Ada buku yang kubuat sekuel, Avalonia Castle seri satu dan dua. Dua-duanya banyak pembaca

    Kirana Mahdiah Sulaeman, menerima penghargaan lomba menulis surat tingkat nasional. Foto : Republika
    Kirana Mahdiah Sulaeman, menerima penghargaan lomba menulis surat tingkat nasional. Foto : Republika

    yang menulis email ke aku dan bilangnya buku itu bagus dan mereka suka. Buku tersebut telah dicetak ulang tiga kali oleh Dar!Mizan.

    Sumber inspirasi Kirana dalam menulis?

    Sebagian besarnya dari buku yang aku baca, atau dari film misalnya Harry Potter.

    Ada peran orangtua dalam penulisan buku-buku Kirana?

    Ada revisi di akhir, setelah selesai nulis. Mama selalu kasih saran, misalnya bilang cerita ini gak masuk akal, jadi aku ubah lagi, dan begitu seterusnya.

    Memang karya-karya Kirana bacaan untuk anak-anak?

    Iya, karena memang serial KKPK [Kecil-kecil Punya Karya] itu untuk anak-anak usia SD. Targetku selanjutnya, aku pingin nulis novel untuk remaja.

    Kirana sudah berapa kali ikut lomba menulis?

    Dua kali.  Yang pertama dapat juara dua, yang juara satu hadiahnya ke Jepang, dan aku pengennya dapat hadiah itu. Tapi ya Alhamdulillah, dapatnya juara dua, dan hadiahnya ke Manado. Diadakan oleh Daihatsu. Yang kedua, yang diadakan PT POS dan Republika kemarin, yang Alhamdulillah, aku mendapat juara satu.

    Kirana tidak punya guru khusus untuk pelajaran-pelajaran sekolah?

    Tidak punya, semuanya dipelajari sendiri. Semuanya dijadwalin sendiri.

    Kirana kan tadi bilangnya, salah satu metode belajarnya melalui internet. Apa ada kontrol orangtua dalam penggunaan internet oleh Kirana? misalnya, bisa saja kan Kirana malah lebih memilih main game jika on line dibanding belajar.

    Sejak kecil aku memang tidak dibiasakan main game oleh orangtua, apalagi game online. Iya, penggunaan internet memang dikontrol. Caranya, komputer di rumah dipasang dengan layar menghadap keluar, bukan menghadap dinding, sehingga orangtua bisa mengontrol apa yang sedang aku browsing. Selain itu, sejak kecil  aku sudah ditanamkan masalah pemanfaatan waktu dan buruknya mubazir waktu, meski sih sampai sekarang aku masih saja terus diingatkan.

    Kirana sendiri apa punya akun Twitter atau Facebook?

    Aku baru-baru ini saja punya akun twitter. Facebook tidak punya. Alasannya, karena batas usiaminimal pengguna Facebook kan 13 tahun, aku dilarang orangtua untuk berbohong memanipulasi umur hanya agar punya akun. Nah sekarang meski sudah lewat 13 tahun, aku memilih untuk tidak punya akun FB, cukup blog dan twitter saja.

    Kirana homeschooling karena keinginan sendiri atau orangtua yang minta?

    Orangtua hanya memberi buku panduan mengenai homescholing. Terus aku baca dan aku tertarik. Terlebih lagi, beberapa teman aku juga homeschooling, dan mereka tercatat sebagai siswa berprestasi. Dan aku merasa ini pilihan yang tepat.

    Kirana senang dengan program homescholing itu?

    Iya, senang.

    Kelebihan dan kekurangannya?

    Kelebihannya, banyak banget waktu luangnya, karena belajarnya kan singkat. Jadi aku punya banyak waktu untuk menyalurkan hobi aku. Seperti main musik, membaca, menulis dan lain-lain. Dan itu lebih seru. Sementara di sekolah formal, terkadang kita diharuskan mempelajari sesuatu yang aku tidak suka dan minati.

    Kekurangannya, yang dirindukan di sekolah formal tapi tidak didapatkan di homeschooling tentu saja teman-teman yang bisa ditemui setiap hari. Memang sih meski lewat homeschooling, kita tetap punya teman, tetap gak sebanyak kalau di sekolah formal.

    Cita-cita Kirana kalau sudah dewasa pengen jadi apa?

    Aku belum tau, hehehe.. Masih berubah-ubah. Kadang-kadang ingin jadi filsuf, kadang ingin jadi ahli HI kayak Mama.

    Ada pesan buat teman-teman seusia Kirana?

    Khususnya tentang belajar ya… aku sering miris melihat anak-anak Indonesia gitu. Belajar untuk mendapatkan nilainya, padahal harusnya dimotivasi karena ingin mendapatkan ilmunya. Jadi  pesan aku, kalau belajar atau sekolah itu jangan dimotivasi karena ingin dapat juara kelasnya, melainkan karena menginginkan ilmunya. Pesan aku yang lain, jika punya sesuatu yang disuka dan itu diluar sekolah, ya pelajari itu. Sayang sekali, kalau hanya mengandalkan yang dipelajari sekolah. Sebab itu tidak akan pernah cukup.

    Pesan khusus mengenai penggunaan internet yang sehat?

    Pesan aku, gunakan internet untuk keperluan mencari ilmu. Melalui internet kita bisa mengenal sumber-sumber belajar yang seru dan tidak membuat jenuh. Misalnya Khan Academy, Zenius.net, film-film sains, dan banyak lagi. Kita juga bisa melatih skill bahasa Inggris lewat kursus online, yang ongkosnya jauh lebih murah dibanding kursus biasa. Jangan menggunakan internet untuk main-main yang tidak penting, karena rugi waktu. Itu saja.

    Terimakasih Kirana, atas waktunya.

    Sama-sama.

    - Advertisement -

    3 COMMENTS

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here