BANDUNG, KabarKampus – Sekitar 15 mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua Komite Bandung menggelar aksi di depan Gedung Sate, Bandung, Kamis, (03/09/2015). Aksi ini digelar terkait kasus penembakan yang menewaskan dua warga Papua pada 28 Agustus 2015 dan penculikan terhadap warga Papua pada 27 Agustus 2015 lalu.
Dalam aksinya, para mahasiswa ini melakukan orasi meminta pemerintah Indonesia menarik TNI dan Polri dari papua. Selain itu mereka juga meminta pemerintah Indonesia memberikan hak bagi Papua untuk menentukan nasib sendiri.
Menurut Frans T, Jubir aksi, warga sipil Papua selalu dihadapkan pada kekejaman militer Indonesia. Hak asasi manusia Papua sekaran-akan tidak berguna di negerinya sendiri, di rumahnya sendiri.
“Negara kolonial Indonesia terus memakai militerisme sebagai alat untuk menguasai adat Papua. Mereka terus memburu manusia Papua yang mempertahankan hak asasinya dan memperluas wilayah demi kepentingan negara-negara Kapitalisme,” kata Frans T di Gedung Sate, Bandung.
Oleh karena itu, mereka mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua Komite Bandung mendesak pemerintah Indonesia untuk menghentikan klaim West Papua sebagai bagian dari NKRI. Kemudian mereka juga meminta agar pemerintah Indonesia menarik TNI dan Polri dari tanah Papua.
“Karena militer Indonesia bukan solusi penyelesaian masalah politik West Papua. Namun sebaliknya adalah emain lapangan dan malapetaka bagi rakyat Papua dan hak asasinya,” ungkap Frans.
Adapun berdasarkan data yang dikeluarkan AMP Bandung, sejumlah warga Papua yang tewas pada 28 Agustus 2015 lalu adalah Emanuel Mailmaur (23) dan Yulianus Okowre (23). Sementara warga yang diculik pada 27 Agustus 2015 adalah Wilhelmus Awom (26) dan Salemon Yom (27), serta Yavet Awom (19).[]