More

    Survei Mahasiswa UPI : Siswa di Sekitar Waduk Jatigede Hadapi Ketidakpastian

    SD Jemah, salah satu SD yang akan ditenggelamkan Waduk Jatigede. Foto : Fauzan
    SD Jemah, salah satu SD yang akan ditenggelamkan Waduk Jatigede. Foto : Fauzan

    SUMEDANG, KabarKampus – Penggenangan Waduk Jatigede menimbulkan banyak persoalan bagi warga yang desanya digenangi. Salah satunya adalah masalah pendidikan bagi siswa Sekolah Dasar (SD) di sana.

    Berdasarkan data yang dihimpun oleh Unit Kegiatan Studi Kemasyaraktan Universitas Pendidikan Indonesia UKSK UPI, SD yang akan digenangi air Waduk Jatigede adalah sebanyak 21 SD. Sementara jumlah siswa yang akan pindah adalah sebanyak 1700 siswa.

    “Namun kepindahan siswa dari SD yang akan digenangi tersebut masih belum mendapat kepastian. Karena semuanya masih dalam tahap rencana. Belum ada tindakan kongkrit dari pemerintah,” kata Nur Hidayat mahasiswa UKSK UPI kepada KabarKampus di Sumedang, Senin, (31/08/2015).

    - Advertisement -

    Padahal kata mahasiswa yang disapa Dayat ini, Waduk Jatigede telah diresmikan pada hari Senin, (31/08/2015). Dan 200 hari mendatang seluruh desa dan sekolah akan tenggelam.

    “Belum lagi masih banyaknya orang tua siswa yang juga belum mendapat ganti rugi dan masih belum tahu akan pindah kemana. Artinya siswa SD yang orang tuanya mengalami hal seperti itu juga mengalami ketidakjelasan,” ungkap Dayat yang telah melakukan pendataan sejak 14 Agustus 2015 lalu.

    Menurut Dayat, berdasarkan pengamatan mereka, pada saat peresmian WadukJatigede, sejumlah sekolah yang akan digenangi Waduk Jatigede masih melakukan kegiatan belajar mengajar. Salah satunya siswa SD Cipaku.

    “Katanya SD Cipaku ini akan digabungkan dengan SD lainnya. Tapi semuanyajuga  masih rencana belum ada tindakan kongkrit. Padahal SD Cipaku ini akan tenggelam 50 hari mendatang,” jelas Dayat.

    Selanjutnya tambah Dayat, selain nasib siswa SD, nasib para pengajar di Sekolah Dasar, baik PNS maupun honorer juga tidak jelas. Mereka tidak jelas akan pindah dan mengajar kemana.

    “Sudah jelas, pemerintah tidak memikirkan dampak sosial sebelum menggenangi banyak desa,” ungkap mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia ini.

    Oleh karena itu, Dayat bersama teman-temannya di UKSK berharap kepada pemerintah agar mempercepat pembangunan sekolah baru bagi siswa. Begitu juga dengan persoalan ganti rugi rumah yang akan digenangi Waduk Jatigede.

    “Kami harap sebelum digenangi air waduk, sekolah-sekolah tersebut sudah selesai dibangun,” tutup Dayat.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here