More

    Diklatsar LPPM Nuansa Ingin Bentuk Kader Militan

    Bryan Bimantoro

    LPM Nuansa menggelar Diklatsar untuk anggota baru. Dok. Bryan
    LPM Nuansa menggelar Diklatsar untuk anggota baru. Dok. Bryan

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Lembaga Penerbitan dan Pers Mahasiswa (LPPM) NUANSA sukses menggelar Pendidikan Pelatihan dan Pendidikan Dasar (Diklatsar) Jurnalistik yang diselenggarakan di Desa Wanurejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada 09 -11 Oktober 2015. Sesuai dengan tujuannya, Diklatsar ini mengusung tema “Menuju LPPM NUANSA yang Lebih Militan, Kritis, dan Independen”.

    Yusuf Harfi, Seksi Acara Diklatsar mengatakan, seorang jurnalis itu harus mau bekerja keras dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, perlu ditumbuhkannya jiwa kritis, militan, dan tidak bergantung pada orang lain.

    - Advertisement -

    Menurutnya, dalam pelatihan ini, jiwa kritis jurnalis muda dibentuk dibentuk melalui salah satu kegiatan debat antar kelompok peserta. Mulai dari tema dalam kampus sampai dengan permasalahan nasional saat ini.

    “Seperti masalah penataan kantin di UMY yang menyebabkan banyak masalah baru, sampai dengan permasalahan agraria yang menimpa Indonesia saat ini,” tutur Yusuf.

    Sementara itu, ia menjelaskan, untuk mendukung jiwa militan dan independen mereka, para peserta diminta untuk melakukan pengembaraan siang yang jalurnya panjang dan tidak mudah. Ada lima pos di dalam pengembaraan siang yang mewakili Badan Pengurus Harian (BPH) dan setiap divisi yang ada  di LPPM NUANSA, yakni, Redaksi, Humas, Perusahaan, dan Penelitian dan Pengembangan, dan BPH.

    “Di setiap pos, peserta harus melakukan serangkaian permainan yang mengasah kemampuan mereka dalam dunia jurnalistik,” ungkap Yusuf.

    Yusuf mencontohkan, pada divisi redaksi, mereka harus memecahkan balon dengan benda di sekitarnya. Di dalam balon tersebut terdapat tepung dan gulungan kertas. Setelah dipecahkan, kelompok tersebut harus menyusun kata tersebut menjadi berita yang layak untuk dipublikasikan ke masyarakat dalam waktu 30 detik.

    Bagi Yusuf, permainan ini bermakna seorang jurnalis harus mencari informasi terlebih dahulu sebelum mereka terjun ke lapangan untuk mewawancarai narasumber. Setelah itu, mereka harus menyusun hasil reportase mereka sesuai dengan deadline yang telah ditentukan.

    Selanjutnya, acara inti dari Diklatsar Jurnalistik 2015 ini adalah pengukuhan peserta menjadi anggota magang LPPM NUANSA. Dalam acara pengukuhan, mereka diberikan stimulan-stimulan bagaimana seharusnya pers mahasiswa berperan dalam memberikan informasi teraktual dan terpercaya di dalam kampus maupun di luar kampus. Mereka juga diberikan pemahaman bahwa menjadi jurnalis itu adalah pekerjaan dengan tanggung jawab yang tidak kecil.

    Kemudian Seluruh peserta ini dikukuhkan oleh Sulis, selaku Pimpinan Umum LPPM NUANSA periode 2015/2016. Ia berpesan kepada seluruh peserta untuk menghargai proses dan terus belajar. “Jangan pernah lelah untuk belajar dan berproses. Semoga Allaah SWT selalu meridhoi kita untuk mengabarkan hal yang benar dan memang harus sampai kepada mahasiswa dan masyarakat,” kata Sulis.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here