More

    Pemprov Jabar Ingin Adopsi Sistem Pengolahan Sampah Unpad

    Deddy Mizwar meninjau produk pupuk cair hasil olahan sampah di lokasi pengolahan sampah Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (08/10/2015). Foto : Humas Unpad
    Deddy Mizwar meninjau produk pupuk cair hasil olahan sampah di lokasi pengolahan sampah Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (08/10/2015). Foto : Humas Unpad

    BANDUNG, KabarKampus – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) tengah mencari solusi untuk pengolahan sampah di Daerah Aliaran Sungai (DAS) Citarum, Jawa Barat. Upaya Pemprov ini adalah dengan mengadopsi pengelolaan sampah di kampus Unpad, Jatinangor.

    Kunjungan Pemprov ke Unpad ini diwakili oleh Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat. Dari kunjungannya, Pemprov Jabar mengharapkan pengelolaan sampah di kampus Unpad bisa diterapkan untuk mengatasi masalah sampah di DAS Citarum.

    “Sungai Citarum ini menjadi perhatian kami. Sebab yang paling signifikan kalau kita lihat di Sungai Citarum ini adalah soal sampah,” ujar Deddy Mizwar, Wakil Gubernur Jabar di kampus Unpad, Kamis (08/10/2015).

    - Advertisement -

    Menurutnya, sampah merupakan pencemar terbesar di kawasan tersebut.“Kalau pengelolaan sampah tidak beres, penyelesaian masalah lain di Citarum juga tidak akan beres,” kata Deddy.

    Yayan Sumekar, S.P., M.P., Sekretaris Unit Layanan Pengadaan yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala UPT Pengelolaan Lingkungan Kampus, menjelaskan, sampah di Unpad diolah melalui proses aerob dan anaerob dengan konsep zero waste. Sampah dipilah berdasarkan sifat hayatinya.

    Untuk sampah kering dan ternak dilakukan pencacahan dan diproses secara aerob menjadi pupuk kompos. Sementara sampah organik basah dan limbah cair dilakukan proses anaerob melalui biodigester sehingga menghasilkan pupuk cair dan biogas.

    “Pupuk cair sendiri dari 1 ton sampah bisa produksi 400 liter. Kemudian kita menghasilkan biogas setara 40 kilogram LPG dan digunakan untuk sumber energi dapur,” kata Yayan.

    Selanjutnya, untuk sampah plastik dan botol, proses yang dilakukan adalah memasukannya ke mesin crusher untuk menjadi bijih plastik. Bijih plastik ini akan ditampung dan siap diekspor. Menurut Yayan, saat ini telah ada eksportir yang tertarik dengan bijih plastik yang dihasilkan Unpad.

    Untuk mengolah sampah di luar kategori tersebut, Unpad bekerja sama dengan Yayasan Bumi Resik mengujicobakan alat bernama incinerator ramah lingkungan. Alat yang dikembangkan oleh Ir. Djaka Winarso, Direktur Utama Bumiresik, beserta timnya ini diakui dapat membakar sampah sekitar 50 kubik/hari atau setara 15 ton/hari. Hasil dari pembakaran melalui incinerator diolah kembali menjadi batako.

    Dari kunjungan ini, Wagub Jabar tertarik untuk menerapkan pengelolaan sampah dari kampus Unpad untuk DAS Citarum. Dalam kesempatan itu, ia meminta para ahli di Unpad untuk melakukan pendampingan di lapangan. Diharapkan, persoalan sampah di DAS Citarum dapat terselesaikan dan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.

    “Kita minta Unpad juga yang menghitung berapa ukuran sistem pengolahan yang tepat di sepanjang DAS Citarum,” kata Deddy.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here