“Pihampuraeun, dia tidak tahu apa-apa dan mengerti ucapan salam orang Sunda,” ungkap Mas Nanu Muda, saat melakukan doa “Ngeruat Sampurasun Untuk Indonesia-Ku” di Monumen Penjara Bung Karno, Banceuy, Jl. ABC Kota Bandung, Senin sore (30/11/2015).
Dengan demikian tak perlu dilaporkan ke pihak Kepolisian. “Pihampuraeun…” kata Mas Nanu Muda dengan senyum.
Mas Nanu Muda menerangkan orang Sunda itu penuh toleransi. Saat Islam masuk misalnya, ucapan salam Islam yakni assalamualaikum lebih dulu diucapkan ketimbang sampurasun. Dan “Itu tak perlu dipertentangkan. Bisa berjalan harmonis hingga saat ini.”
Sementara ungkapan “campur racun” diucapkan oleh Ketua Front Pembela Islam, Muhammad Rizieq Shihab atau terkenal dengan panggilan Habib Rizieq, saat memberikan ceramah di Purwakarta dinilai tidak memahami kebudayaan atau kebiasaan orang Sunda. Hal tersebut telah melukai hati orang Sunda.
Kata “Sampurasun” kemudian dijawab dengan kata “rampes” merupakan salam khas orang Sunda. “Sampurasun” berarti “sampurna ning ingsuh” yang memiliki makna “sempurnakan diri Anda”. Hingga saat ini kata “sampurasun” dan “rampes” masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari hingga acara resmi.
Dari Monumen Penjara Bung Karno, Mas Nanu Muda yang juga dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, berharap bangsa Indonesia tidak bersengketa serta dapat saling memahami perbedaan yang ada. []
