More

    Belakang Para Prajurit

    Ronal Rahma Saputra

    Penjual perlengkapan TNI sedang membereskan kios dagangannya. jl. Malabar, Kota Bandung. Rabu (16/12/15)  Banyaknya  pedagang keperluan TNI sangat membantu kebutuhan yang diperlukan oleh para prajurit TNI.
    Penjual perlengkapan TNI sedang membereskan kios dagangannya. jl. Malabar, Kota Bandung. Rabu (16/12/15) Banyaknya pedagang keperluan TNI sangat membantu kebutuhan yang diperlukan oleh para prajurit TNI.

    Pedagang kecil yang menjual perlengkapan baju TNI di kawasan Malabar Kota Bandung punya kisah yang menarik. Mereka pula tak sembarangan menjual atribut TNI tersebut.

    “Pagi-pagi kios masih tutup ada TNI menunggu depan kios. Dikira ada masalah apa, taunya TNI itu hanya ingin membeli sabuk untuk keperluan upacara yang tinggal beberapa jam lagi,” ujar Jali salah seorang pedagang kaki lima yang menjual busana dan atribut TNI kepada saya beberapa waktu lalu.

    - Advertisement -

    Jali sudah hampir 15 tahun menjalani hidup sebagai penjual pernak-pernik TNI. Di jalan Jalan Malabar kota Bandung, terdapat puluhan pedagang serupa seperti Jali. Jika menyusuri jalan Malabar tampaklah kios-kios dengan pernak-pernik TNI berjajar rapih.

    Kios kecil dengan rata-rata ukuran sekitar 2 x 2 meter ini bagaikan lemari penyimpanan yang siap kapan saja memenuhi kebutuhan atribut para pasukan TNI.

    Jali menjual keperluan prajurit TNI mulai dari atas kepala hingga ujung kaki. Ada topi, baju dan celana loreng-loreng khas prajurit TNI, kaos kaki, sepatu, dan juga tas. Semua barang “army look” ada di dalam kios Jali.

    Harganya pun terjangkau. Untuk harga kaos kaki hanya 12 ribu rupiah. Sepatu kulit dihargai kisaran 350 ribu rupiah. Tak jarang Jali menjual barang-barang tersebut ke kota-kota lain kepada sesama penjual perlengkapan TNI dimulai dari Aceh hingga ujung timur Indonesia, yakni Papua.

    “Semua barang keperluan prajurit TNI di Indonesia itu sumbernya dari Bandung. Dimulai dari bahan, pembuatan, dan penjualan pun dari Bandung,” ujar Jali.

    Bahkan, barang yang tidak bisa dijual pada orang sembarangan pun ada di kios Jali. Barang yang tidak bisa dijual sembarangan itu bukanlah senjata perang, melainkan seperti pangkat-pangkat yang sering melekat pada baju TNI.

    Sering pula Jali menanyakan kartu tanda anggota sebagai TNI terlebih dahulu pada setiap pembelinya.

    “Meskipun barangnya kecil, harganya tidak seberapa, pangkat-pangkat tidak bisa dijual sembarangan. Bahaya atuh, dijual sembarangan bisa-bisa disalahgunakan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab,” ujar Jali menerangkan alasannya pada saya.

    Kehadiran pedagang kecil seperti Jali di jalan Malabar sangat membantu anggota TNI. Salah satunya Eko (50).

    “Para pedagang perlengkapan di sini sangat membantu kami (Prajurit TNI). Sangat memudahkan kalau mencari perlengkapan, sarana apa saja yang kami butuhkan ada disini, ga usah lama-lama nunggu jatah dari kantor, nyari di sini juga banyak,” ujar Prajurit TNI yang setiap harinya bertugas di Kodam 3 Siliwangi ini.

    Sama halnya dengan Herman (47), “Saya juga sebagai masyarakat sipil merasa dimudahkan dengan adanya pedagang di sini (perlengkapan TNI). Saya sedang mencari sepatu keperluan anak untuk Paskibra. Kalau ga beli di sini beli kemana? Kan ga ada di toko-toko sepatu sepatu yang kaya ginian,” ujar Herman menerangkan pada saya sambil memilih-milih sepatu yang pas untuk anaknya.

    Jali yang merupakan warga asli Kota Bandung merasa pedagang perlengkapan TNI sudah menjadi bagian yang sangat penting yang tidak bisa dilupakan oleh para TNI.

    Jali pun bangga karena profesinya dianggap penting oleh orang-orang yang membutuhkannya. Walaupun penghasilan tidak seberapa, setidaknya Jali selalu siap kapan saja bila diperlukan TNI. Seperti halnya TNI yang selalu siap kapan saja bertugas menjaga bangsa Indonesia ini. []

    Ronal Rahma Saputra adalah mahasiswa Jurusan Jurnalistik, Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bandung. Artikel ini merupakan tugas /ujian akhir mata kuliah Teknik Penulisan Feature 2016 dengan dosen Ahmad Taufik.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here