More

    Teleskop Australia Temukan Ratusan Galaksi di Belakang Bimasakti

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Stuart Gary

    Ratusan galaksi yang selama ini tersembunyi di belakang Galaksi Bimasakti ditemukan oleh tim peneliti internasional dengan menggunakan Teleskop Parkes milik CSIRO Australia.

    Citra rekaan yang menggambarkan ratusan galaksi di area yang disebut Zone of Avoidance di belakang Galaksi Bimasaksi. (Foto: ICAR)
    Citra rekaan yang menggambarkan ratusan galaksi di area yang disebut Zone of Avoidance di belakang Galaksi Bimasaksi. (Foto: ICAR)

    Penemuan itu, yang dimuat dalam Astronomical Journal pekan ini, memberi informasi yang sangat berguna dalam menjelaskan misteri anomali gravitasi yang selama ini terjadi di ruang antargalaksi. Anomali gravitasi itu dikenal sebagai Great Attractor.

    “Great Attractor memiliki kelompok galaksi yang sangat banyak, dan galaksi kita yaitu Bimaksakti bergerak ke arah sana dengan kecepatan 2 juta KM/jam,” ujar Professor Lister Staveley-Smith, dari International Centre for Radio Astronomy Research pada University of Western Australia.

    - Advertisement -

    Pakar astronomi selama ini telah berusaha memetakan galaksi yang tersembunyi di ruang Zone of Avoidance sejak ekspansi jagad raya di wilayah ini terdeteksi di tahun 1970-an.

    “Kita tidak begitu memahami penyebab terjadinya akselerasi gravitasi di Bimasaksi atau dari mana asal akselerasi tersebut,” jelas Professor Staveley-Smith.

    “Namun kita tahu adanya kelompok galaksi dalam jumlah besar yang berada di wilayah jagad raya itu,” tambahnya.

    Tim peneliti internasional dengan menggunakan Teleskop Parkes milik CSIRO meneropong lapisan gas, debu tebal serta bintang-bintang yang ada di Galaksi Bimasaksi.

    “Bimasakti tentu saja sangat menawan, namun sayangnya menghalangi pandangan kita ke arah galaksi lainnya,” kata Professor Staveley-Smith.

    Para peneliti menyatakan setidaknya ada 883 galaksi yang sekitar sepertiganya belum pernah dilihat sebelumnya, meskipun jarak astronomisnya cuma 250 juta tahun cahaya dari Bumi.

    “Apa yang kami lihat di belakang Bimasakti itu sama dengan isi jagad raya lainnya,” katanya.

    “Namun kepadatan galaksi di area tersebut sangat tinggi dibandingkan area jagad raya lainnya. Hal ini menjelaskan tarikan gravitasi dari arah tersebut terhadap galaksi kita sendiri dan galaksi terdekat lainnya,” tutur Prof. Staveley-Smith.

    Dr Barbel Koibalski dari CSIRO Astronomy and Space Science menjelaskan teknologi Teleskop Parkes memungkin para peneliti mengamati area yang luas di jagad raya dalam tempo yang relatif cepat. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here