More

    AII Perkuat Hubungan Indonesia-Australia Lewat Budaya

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Farid M. Ibrahim

    Salah satu karya FX Harsono. Seniman ini tampil dalam Biennale of Sydney ke-20, yang dimulai 18 Maret 2016. (Foto: FX Harsono/Sydney Biennale)
    Salah satu karya FX Harsono. Seniman ini tampil dalam Biennale of Sydney ke-20, yang dimulai 18 Maret 2016. (Foto: FX Harsono/Sydney Biennale)

    Australia-Indonesia Institute (AII) tahun ini membantu sembilan program untuk memperkuat hubungan kedua negara. Program ini mendorong kerjasama di sektor seni budaya, pendidikan, dan ekonomi.

    Menteri Luar Negeri Julie Bishop menjelaskan, keseluruhan program tersebut disusun untuk memperkuat hubungan kedua negara mencakup kegiatan yang menampilkan perspektif berbeda yang inovatif.

    - Advertisement -

    “Hubungan Australia dengan Indonesia sangat vital bagi perekonomian serta kepentingan strategis dan keamanan kita,” ujar Menlu Julie Bishop dalam keterangan pers hari Kamis (17/03/2016) sebagaimana diterima wartawan ABC Farid M. Ibrahim.

    “Ke-9 program ini akan mendorong kerjasama dengan Indonesia di sektor seni budaya, pendidikan dan ekonomi,” tambahnya.

    Program yang mendapatkan pendanaan Australia-Indonesia Institute tahun ini meliputi:

    Kegiatan Balai Bahasa Indonesia di Perth yang akan mendatangkan penyanyi jebolan Indonesian Idol Michael Jakarimilena. Artis pop ini akan datang ke sekolah lanjutan di Australia untuk menyanyi dan mengajar, sehingga diharapkan akan lebih menarik bagi siswa sekolah setempat untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia.

    Program kedua yaitu kegiatan Monash University dalam mendidik perawat dari Universitas Brawijaya Malang.

    Selain itu, kegiatan yang digelar Flinders University berupa ‘Jembatan Initiative’ akan mendapat pendanaan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai bahasa Indonesia melalui berbagai workshop di Australia Selatan.

    Program lainnya adalah mendatangkan seniman Indonesia FX Harsono untuk berpartisipasi pada 20th Sydney Biennale in 2016.

    Karya-karya FX Harsono ditandai dengan beragam bentuk ekspresi yang didasari riset dengan pesan-pesan kritik sosial, budaya, ekonomi dan politik Indonesia melalui kacamata pengalaman dan identitas pribadi senimannya.

    Dia akan membahas karyanya berjudul Ranjang Hujan (The Raining Bed) yang dibuat tahun 2013.

    Penerima bantuan lainnya dari AII tahun ini adalan kolaborasi desainer pada University of Technology Sydney, Christopher Hall melalui program online cultural exchanges, kegiatan utama Australia-Indonesia Youth Association, mendatangkan penulis Indonesia Rio Helmi ke Northern Rivers Writers’ Centre , serta komposisi film Indonesia yang dilaksanakan oleh Melbourne Symphony Orchestra.

    Ketua Australia-Indonesia Institute Professor Tim Lindsey menyatakan lembaga ini bertujuan memperkuat hubungan masyarakat Australia dan Indonesia di semua sektor.

    “Kegiatan yang kami danai ini akan menawarkan persepektif berbeda dalam melihat cara kita berhubungan pada tingkat masyarakat,” ujar Prof. Lindsey.

    Australia-Indonesia Institute dibentuk Pemerintah Australia tahun 1989 dan telah menjadi komponen penting dalam memperat hubungan kedua negara. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here