More

    Pengalaman Backpacker Berlibur Sambil Bekerja di Queensland

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Wayne Shearman and Jodie van de Wetering

    Para backpacker internasional menjadi bagian penting dari perekonomian Queensland. Bukan hanya karena uang yang mereka habiskan saat mengunjungi negara bagian tersebut,
    tetapi juga mereka menjadi tenaga kerja di sektor pertanian.

    Marco Milani (kiri), Per Brenholdt, Justine Caillette dan Ryo Tonami. Foto: ABC Wide Bay, Scott Lamond.
    Marco Milani (kiri), Per Brenholdt, Justine Caillette dan Ryo Tonami. Foto: ABC Wide Bay, Scott Lamond.

    Peternakan Queensland mempekerjakan para backpacker untuk memanen dan memilih buah-buahan dan sayuran. Mereka juga terlibat dalam proses pemangkasan, penyiangan, penanaman dan pekerjaan lainnya.

    - Advertisement -

    Marco, Justine, Per dan Ryo, adalah empat dari sekitar 150.000 turis yang saat ini bekerja di Australia. Mereka datang dari berbagai belahan dunia untuk bekerja di perkebunan di Bauple, kawasan Queensland selatan.

    Dari safari ke walabi
    Marco Milani asal Italia menghabiskan tiga tahun sebagai pemandu safari di Afrika Selatan. Ia memiliki masalah dengan visanya, dan kini ia tidak dapat kembali ke Afrika Selatan setidaknya dalam waktu satu tahun.

    “Tanggal kadaluwarsa pada visa di Afrika Selatan ditulis oleh pena, dan orang yang menulis tanggalnya mungkin melakukan kesalahan dan menggantinya, tapi mereka pikir saya melakukannya,” kata Marco.

    “Jadi sekarang saya tidak diizinkan kembali di Afrika Selatan hingga September 2016, jadi memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lain.

    “Saya suka satwa liar, aku juga suka alam. Jadi apa yang masih liar di alam sana? Kawasan pedalaman, seperti yang banyak ditemukan di Australia,” ujarnya.

    Marco berada di Australia dengan visa liburan kerja atau working holiday visa selama satu tahun. Ia berencana untuk kembali ke industri pariwisata.

    Sementara itu, bekerja di kawasan perkebunan Bauple yang dikelilingi oleh tamana nasional Australia, telah memberinya kesempatan untuk menemukan hewan-hewan asli Australia, seperti hewan mamalia wallaby.

    Marco mengatakan ia merindukan keluarganya, dan kadang-kadang merindukan keberadaan orang-orang Italia lainnya, tetapi tidak berarti kangen negara kelahirannya.

    “Rumah bukan di mana Anda dilahirkan, rumah adalah di mana Anda merasa memilikinya,” kata Marco.

    “Sekarang bagi saya rumah adalah Afrika Selatan, tapi saya merasakan hal yang positif juga di tempat ini [Australia].”

    Membandingkan pertanian dari seluruh dunia
    Justine Caillette dibesarkan di peternakan milik keluarganya di Prancis. Mereka bertani bit, kentang, dan bawang.

    “Saya menyukainya dan saya ingin berada di peternakan meneruskan ayah saya nanti,” kata Justine.

    Justine berada di Australia untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya sebelum kembali mendaftar ke perguruan tinggi pertanian di Perancis. Mengingat latar belakang yang dimilikinya, ia sudah akrab dengan banyak pekerjaan pertanian yang dilakukannya. Meski ia masih harus membiasakan diri untuk beberapa perbedaan.

    Di Australia ia menikmati keindahan alam liarnya. Foto: Queensland Government.
    Di Australia para backpacker dapat menikmati keindahan alam liarnya. Foto: Queensland Government.

    “Di sini matahari terbit lebih awal dari Perancis, jadi kita bangun sebelumnya,” kata Justine.

    “Di Prancis kami mulai bekerja pukul tujuh pagi dan berakhir pada enam atau tujuh malam, tapi di sini itu bekerja sejak jam lima pagi.”

    Petani Australia mengawali hari lebih awal untuk membantu mereka menghadapi panas, sesuatu yang tidak mejadi perhatian dengan iklim yang lebih dingin di Perancis.

    Menjelajahi budaya baru
    Per Brenholdt dari Denmark pergi melanglang buana untuk memperluas cakrawalanya dan mencoba mendapat pengalaman dari hal-hal baru, sebelum ia berkarir sesuai bidang yang dipilihnya.

    “Pada akhirnya saya ingin menjadi penegak hukum, tapi sejauh ini saya sudah melakukan banyak hal yang berbeda, mendapatkan beberapa pengalaman di berbagai cabang pekerjaan,” kata Per.

    Per mengatakan dengan travelling telah membantunya membangun empati dan kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain.

    “Kita beradaptasi dengan cepat, belajar untuk memahami orang dan berkomunikasi.”

    “Perjalanan dari Bauple ke Bundaberg sekitar dua jam menyetir, kalau di Perancis, maka sudah ke luar negeri dengan lamanya perjalanan seperti itu,” katanya.

    “Dalam perjalanan satu hari Anda bisa melihat banyak Eropa, tapi di Australia hanya mencapai pantai.”

    “Di tempat saya berasal, kami juga memiliki pantai berpasir, tapi disini banyak hutan, semak-semak, hal yang baru bagi saya sebagai ornag Skandinavia.”

    Menikmati indahnya bintang di malam hari
    Ryo Tonami, warga asli Jepang baru berada di Australia sekitar sekitar dua minggu.

    Ia datang ke Australia untuk liburan dan bekerja, juga meningkatkan kemampuan bahasa Inggris-nya. Tapi sejauh ini keterampilan mengemudinya yang malah meningkat.

    Bekerja di perkebunan macadamia telah membuatnya lebih banyak mengemudi dibandingkan dengan kehidupan sehari-harinya di Tokyo. Ia juga harus bisa memakirkan kendaraanya di gudang yang cukup sempit.

    Tapi hal yang paling berkesan bagi Ryo dengan tinggal di pedalaman Australia adalah pemandangan bintang. “Di Tokyo, Anda tidak dapat melihat banyak bintang.”

    “Di sini, Anda bisa melihat bintang-bintang dan Bima Sakti, begitu indah.” []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here