More

    Mahasiswa UGM Rancang Kacamata Cerdas Untuk Tuna Netra

    Mahasiswa UGM menguji  K Netra, Kaca Mata Cerdas untuk Tuna Netra. Dok. UGM
    Mahasiswa UGM menguji K Netra, Kacamata Cerdas Berbasis Sensor Ultrasonik untuk Tuna Netra. Dok. UGM

    Seorang tuna netra sering mengalami kesulitan dalam navigasi bila berpergian ke suatu tempat. Hal ini karena indra penglihatan penyandang tuna netra tidak berjalan dengan baik. Sehingga penyandang tunanetra kerap mengalami kesulitan dalam menjalankan aktivitas.

    Kondisi ini mendorong lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mengembangkan sebuah alat bantu untuk membantu tuna netra. Mereka adalah Ahmad Andriyanto (Teknik Nuklir), Aries Setiawan (Teknik Industri) ,Suci Fauziah Hilmi (Teknik Industri), Gita Ade Wijaya (Teknik Elektro) dan Hari Wibawa (Teknik Elektro).

    Alat bantu tersebut adalah K-Netra, Kacamata Cerdas Berbasis Sensor Ultrasonik dan TPA 81. K-Netra merupakan kacamata yang diintegrasikan dengan sensor Ultrasonik dan TPA 81 danberfungsi untuk melakukan deteksi benda yang berada dalam jalur gerak penyandang tunanetra.

    - Advertisement -

    Ahmad Andriyanto, mahasiswa Teknik Nuklir, Fakultas Teknik UGM, kaca mata ini mampu mengidentifikasi benda-benda sebagai benda mati atau makhluk hidup, serta tracking keberadaan penyandang tunanetra. Sehingga lokasi dan jalur yang ditempuh dapat diketahui dari ruang server secara real time.

    “Dengan K-Netra diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya kecelakaan pada penyandang tunanetra dan bisa sampai ke tujuan dengan selamat tanpa adanya gangguan,” ujar Ahmad Andriyanto, Senin, (13/06/2016) .

    Rancangan kacamata K-Netra dilengkapi dengan sensor ultrasonik, sensor TPA 81, Arduino Uno, GPS dengan menggunakan GSM yang dihubungkan dengan komputer server. Output yang diterima oleh pengguna berupa suara dari buzzer. Dengan begitu, maka kacamata ini bermanfaat bagi penyandang tunanetra dan dapat diterapkan sebagai alat untuk membantu mengetahui jarak dari suatu objek, lubang, benda hidup, serta dapat mengetahui lokasi dari penyandang tunanetra.

    Adapun, cara kerja kacamata ini memakai mikrokontroller arduino uno yang bisa menjalankan semua sistem pada kacamata tersebut. Ketika terdapat suatu objek dihadapan K-Netra, maka sensor akan memberikan sinyal yang menjadi inputan untuk mikrokontroller.

    Jika mikrokontroller sudah mendapatkan inputan, maka langsung di teruskan ke buzzer. Sementara Buzzer akan memberikan suatu informasi tentang keberadaan objek yang tertangkap oleh sensor SRF-04.

    K-Netra ini bisa menjadi solusi yang bisa memudahkan penyandang tunanetra mengetahui objek yang berada di depannya dengan hanya menggunakan kacamata layaknya orang normal.Permasalahan yang sering dirasakan oleh penyandang tuna netra dapat diminimalkan.

    Selain praktis, tambah Andriyanto, kacamata memiliki nilai efisien, nyaman dipakai serta berfungsi untuk menambah kepercayaan diri tunanetra karena dapat menutupi kekurangan yang dimiliki.

    Ahmad mengaku pembuatan K-Netra merupakan proses yang panjang dan memakan waktu kurang lebih empat bulan.  Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan brainstorming berdasarkan masalah yang ditemukan. Setelah melakukan brainstorming kemudian mereka memutuskan untuk membuat prototype berupa kacamata cerdas untuk tunanetra (K-Netra).

    Untuk melaksanakan ide-ide, maka tim memulai rancangan dengan mencari literatur terkait tentang sensor ultrasonik, sensor termal, Mikrokontroler, GPS, serta perancangan diagram blok sistem.

    “Kami juga melakukan konsultasi dengan dosen untuk mendapatkan koreksi, saran dan masukan. Hasil pengujian di Laboratorium Intrumentasi dan Kendali Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada seratus persen memuaskan,” paparnya.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here