More

    Tren Fashion Muslim di Australia: Burkini hingga Abaya

    AUSTRALIA PLUS INDONESIA

    Bila di Perancis burkini menjadi hal yang kontroversial, di Australia Burkini dan pakaian muslim lainnya malah dipamerkan sebagai bagian dari kehidupan budaya.

    Glynis Jones, kurator pameran fashion santun "Faith, Fashion, Fushion"  FOTO  : Ikhwanul Khabibi/detikcom)
    Glynis Jones, kurator pameran fashion santun “Faith, Fashion, Fushion” FOTO : Ikhwanul Khabibi/detikcom)

    Jumlah imigran dari wilayah Timur Tengah yang masuk ke Australia terus bertambah. Bertambahnya jumlah imigran dari berbagai latar belakang sedikit banyak mempengaruhi budaya Australia, salah satunya soal fashion.

    - Advertisement -

    Imigran dari berbagai negara Timur Tengah yang mayoritas beragama muslim sedikit banyak mempengaruhi tren fashion di Australia. Meski jumlahnya belum banyak, namun tren fashion muslim mulai masuk ke dunia fashion Australia.

    Di jalanan Australia, bisa dilihat beberapa wanita muslim mengenakan baju yang stylish. Meski modern, namun baju yang dipakai wanita muslim di Australia tetap syari.

    Untuk lebih memperkenalkan trend fashion muslim di Australia, diadakanlah pameran bertajuk ‘Faith, Fashion, Fusion’ yang mengangkat gaya berbusana Muslimah di Australia. Setelah digelar di beberapa kota, seperti di Sydney dan Melbourne, giliran ibu kota Canberra yang menjadi tuan rumah pameran hingga 4 September 2016 mendatang.

    Pameran busana muslim tersebut digelar di National Archives of Australia. Pameranpun terbuka untuk umum karena memang bertujuan untuk memperkenalkan tren fashion muslim yang kini mulai memasuki Australia.

    “Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan keberagaman budaya yang ada dalam satu agama, yakni Islam,” ujar seorang kurator di National Archives of Australia, Glynis Jones kepada detikcom dan 2 media lain di Melbourne yang difasilitasi Australia Plus ABC International.

    Saat masuk ke tempat pameran, pengunjung akan langsung disambut dengan foto beberapa wanita muslim yang berpose di sebuah sudut jalan.

    Wanita yang ada dalam foto itu merupakan gadis-gadis Indonesia yang mengenakan baju muslim namun tetap stylish dan santai.

    Di ruang pameran, bisa dilihat berbagai gaya busana muslim yang kini mulai masuk ke Australia. Sebagian besar busana yang dipamerkan memang kental bergaya khas Timur Tengah.

    Salah satu busana muslim yang dipajang adalah Abaya. Busana muslim berwarna hitam dengan potongan longgar sampai sebatas mata kaki ini sangat populer di negara Timur Tengah.

    Dengan ornamen sulaman warna-warni dan penambahan payet yang cantik busana ini tampak anggun dan menawan.

    Selain Abaya, ada pula kaftan yang juga sempat menjadi trend di Indonesia. Beberapa model lain, terutama yang kental dengan nuansa Turki juga bisa dinikmati dalam pameran ini.

    Beberapa foto-foto wanita yang mengenakan busana muslim berbagai model juga dipajang di pameran. Beberapa model menuliskan testimoni yang sebagian besar memberikan motivasi agar wanita muslim di Australia tidak takut mengenakan busana muslim dan tetap bisa terlihat stylish.

    “Dalam Islam, para perempuannya tidak hanya menutup pakaian dan wajah seperti budaya Arab, tapi ada juga gaya penutup rambut seperti di Turki, Libanon, termasuk Indonesia,” ujar Glynis.

    “Saat ini beberapa butik yang menjual busana muslim sudah berdiri di beberapa kota di Australia namun memang jumlahnya yang masih kecil. Tapi perkembangannya cukup pesat dan kami senang melihatnya,” imbuhnya.

    Sementara itu, menurut Chairman Melbourne Fashion Festival, Laura Anderson, trend fashion muslim yang berkembang di Indonesia juga mulai dilirik Australia.

    Designer seperti Dian Pelangi menjadi salah satu kiblat perkembangan fashion muslim di Australia.

    “Kami sangat suka hasil karya Dian Pelangi, pertama kali bertemu di Jakarta Fashion Week 2014 dan akhirnya hingga saat ini dia cukup berpengaruh dalam dunia fashion, terutama muslim fashion,” tutur Laura saat ditemui di Melbourne.

    Burkini Baju Renang Santun
    Salah satu kendala yang ditemui para perempuan muslim yang gemar berenang beberapa tahun yang lalu adalah pada baju yang harus dikenakan.

    Kebanyakan perempuan mengenakan baju renang atau swimsuit, namun tentu saja itu tidak mungkin dikenakan para perempuan yang berhijab, apalagi di depan publik.

    Kegelisahan para perempuan muslim penyuka renang kini mulai terjawab. Di Australia, kini dikenal baju bernama ‘Burkini’ yang diciptakan khusus untuk para wanita muslim.

    ‘Burkini’ berasal dari dua kosa kata, yakni Burka dan Bikini. Ide awal pembuatan baju ini adalah menggabungkan dua fungsi, yakni fungsi bikini sebagai pakaian renang dan fungsi burka sebagai pakaian penutup aurat perempuan. Hingga akhirnya terciptalah baju renang yang tetap menutup aurat para wanita.

    Di Australia, Burkini pertama kali menyita perhatian publik beberapa tahun yang lalu. Saat itu, seorang wanita penjaga pantai bernama Mecca Laalaa Hadid terlihat mengenakan baju renang namun menutupi hampir seluruh bagian tubuhnya.

    Hingga akhirnya lahirlah istilah ‘Burkini’.
    “Dengan memakai Burkini, Mecca terlihat sangat aktif, cantik namun tetap bisa beraktifitas. Apa yang ditunjukkan Mecca menunjukkan semangat dan kegigihan seorang perempuan muslim,” kata Glynis.

    Dalam pameran fashion bertema ‘Faith, Fashion, Fusion’ yang mengangkat gaya berbusana Muslimah di Australia, foto Mecca yang tengah mengenakan Burkini warna merah dan kuning terpampang di bagian depan ruang pameran yang berada di National Archives of Australia di Canberra. Mecca juga menuliskan beberapa testimoninya terkait pakaian yang kini sangat lekat dengannya.

    “Banyak orang yang belum pernah bertemu dengan Muslim dan Muslimah sebelumnya dan mereka berpikir kita ini tidak terdidik atau budak di rumah. Ini buktinya,” ujar Mecca dalam testimoninya.

    Mecca dikenal menjadi penjaga pantai muslimah pertama di Australia. Kisah-kisah Mecca sebagai penjaga pantai muslimah pun akhirnya banyak menyita perhatian publik. Hal tersebut juga ikut menaikkan pamor Burkini.

    Menurut beberapa artikel terkait Burkini, rancangan Burkini tak lepas dari ide Aheda Zanetti, pemilik butik Ahiida. Merk ‘Ahiida’ kini sudah dikenal di dunia sebagai burkini, khususnya bagi para muslimah berhijab yang ingin nyaman dan tetap santun saat berenang, baik untuk berkreasi atau bertanding.

    Tujuan dibuatnya Burkini awalnya untuk mengakomodir kebutuhan perempuan muslim yang gemar berenang. Tidak banyak baju berenang bagi perempuan yang ingin kulitnya terlindung atau tetap santun.

    Jadi dibuatlah pakaian renang yang aman dari terik matahari, bagi segala kalangan, tidak peduli apa ras, agama, ukuran, warna kulitnya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here