More

    FMN Serukan Mahasiswa Bersatu Tolak Reforma Agraria Palsu Jokowi

    Ribuan massa yang mengatasnamakan Koalisi untuk Revolusi Kebijakan Agraria menggelar longmarch menuju Gedung Sate, Bandung, Rabu, (21/09/2016). FOTO : AHMAD FAUZAN
    Ilustrasi / Peringatan Hari Tani Nasional di Bandung.

    JAKARTA, KabarKampus – Dalam rangka Hari Tani Nasional, Pimpinan Pusat Front Mahasiswa Nasional (PP FMN) menyatakan menolak reforma agraria palsu Jokowi – JK. Mereka mendesak agar agar Jokowi –JK melaksanakan reforma agararia sejati dan membebaskan industri nasional dari feodalisme dan imperialisme.

    Pernyataan tersebut disampaikan Rachmad P Janjaitan, Ketua Umum Pimpinan Pusat FMN dalam aksi nasional Peringatan Hari Tani Nasional yang digelar di Jakarta, Senin, (26/09/2016). Rachmad juga menyerukan agar mahasiswa memperkuat persatuan dan berjuang bersama kaum tani dan rakyat tertindas.

    “18 tahun reformasi berjalan dan kran demokrasi telah dibuka, namun upaya mewujudkan reforma agraria sejati hingga saat ini di bawah kekuasaan Jokowi-JK justru semakin jauh,” ungkap Rachmad.

    - Advertisement -

    Ia berpandangan, program reforma agraria Jokowi-JK yang tertuang didalam RPJM dan STRANAS 2015 yang hanya membahas tentang rencana legalisasi/sertifikasi dan redistribusi 9 juta Ha, merupakan reforma agraria palsu. Jokowi-JK hanya memberikan ilusi kepada kaum tani dan pihak berkepentingan untuk mempertahankan monopoli dan perampasan tanah oleh tuan tanah besar, borjuasi besar komprador dan imperialisme.

    Hal tersebut, memperjelas objek reforma agraria Jokowi-JK tidaklah menyasar pada petani, namun pada borjuasi  besar komprador dan tuan tanah besar seperti Sinar mas, Lonsum, wilmar, Raja Garuda Mas, Sampoerna agro,dan sebagainya. Kemudian negara sebagai tuan tanah seperti PTPN, Perhutani, Inhutani, Taman Nasional.

    “Dan sejatinya, Jokowi-JK hanya membagi tanah 400.000 rb Ha kepada kaum tani dari sisa-sisa tanah terlantar pada tuan tanah,” jelas Rachmad.

    Selanjutnya kata Rachmad, secara nasional, total monopoli  tanah oleh 16 (enam belas) group tuan tanah besar termasuk  dikuasai oleh Negara telah mencapai 171 juta Ha. Dan melihat RPJMN serta Paket Kebijakan Ekonomi Jokowi-JK, maka dapat dipastikan monopoli dan perampasan tanah semakin tinggi di Indonesia.

    Oleh karena itu, Racmad menyerukan menyerukan kepada seluruh anggota agar senantiasa memperkuat persatuan  mahasiswa. Ia juga mengajak berjuang bersama kaum tani dan rakyat tertindas, melawan monopoli dan perampasan tanah serta menolak reforma agraria palsu Jokowi,  demi mewujudkan Reforma Agraria Sejati Dan Industri Nasional.

    “Lawan monopoli dan perampasan tanah serta menolak reforma agraria palsu Jokowi. Wujudkan reforma agraria sejati dan industri nasional,” terang Rachmad.

    Selain itu kepada Jokowi JK, ia juga mendesak agar menghentikan kekerasan, kriminalisasi terhadap kaum tani dan rakyat. Hapuskan pungutan CPO FUND dan kerjasama PIS Agro yang merugikan kaum tani. Turunkan harga kebutuhan pokok dan naikkan harga produksi pertanian dan tolak reklamasi yang merugikan nelayan, rakyat serta merusak lingkungan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here