More

    Pewarna Alami Buatan Dosen UMM Ini Miliki 9 Hak Paten

    Elfi Anis, Dosen FPP UMM, bersama sejumlah karyanya. Foto: Rino Anugrawan /UMM
    Elfi Anis, Dosen FPP UMM, bersama sejumlah karyanya. Foto: Rino Anugrawan /UMM

    Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengembangkan pewarna alami makanan dari bunga. Ia memanfaatkan ekstrak pigmen bunga mawar merah sebagai zat pewarna dan antioksidan alami.

    Dia adalah Dr Ir Elfi Anis Saati MP, Dosen Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM. Produk yang ia kembangkan merupakan pewarna yang sehat sehat, aman dan halal untuk digunakan.

    Mulanya Elfi resah dengan pewarna makanan yang beredar di masyarakat. Ia melihat pewarna makanan yang beredar warnanya terlalu mencolok dan patut dicurigiai menggunakan sebagai perwarna tekstil yang merusak tubuh.

    - Advertisement -

    “Karena saya orang gizi, maka perhatian saya lebih ke arah keamanan pangan,” tutur Elfi yang juga auditor halal Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia, Jawa Timur ini.

    Keresahan itu kemudian mengantarkannya pada penemuan ekstrak pigmen bunga mawar merah sebagai zat pewarna dan antioksidan alami. Awalnya, Elfi mengamati bunga cacar air yang warnanya dapat larut dalam air. Ia lantas berpikir jika  antosianin atau pigmen bunga yang dapat larut dalam air ini dapat diolah menjadi bahan pewarna makanan sehingga membuat makan lebih sehat.

    Ia kemudian meramu, antosianin dengan beberapa asam, seperti asam sitrat dan asam asetat, sehingga warna yang dilahirkan aman dikonsumsi manusia dan aman bagi lingkungan. Untuk mengidentifikasi struktur molekul mawar merah ini, Elfi pun sampai rela mengunjungi berbagai kampus terkemuka di Indonesia hingga Australia.

    Selain mawar merah, ia juga mengambil zat pewarna dari anggur, kulit buah naga, ubi, bunga kana, bayam merah, turi merah, dan berbagai sumber lainnya yang dijamin keamanannya. Selain itu, pewarna alami miliknya juga memiliki warna yang cantik, sehingga tetap dapat terlihat menarik di mata konsumen.

    “Manfaat antosianin pada bunga sangatlah banyak karena sifatnya yang larut dalam air. Selain dapat menjadi bahan warna alami makanan, ia juga bersifat anti-oksidan, anti-herbal, anti-akrobia, menghambat mikroba, bahkan dapat menambah awet muda dan mencegah penyakit kulit,” papar Elfi.

    Lebih dari itu, Elfi juga mengungkapkan bahwa ia telah memproduksi antoksianin mawar dalam bentuk tablet effervescent. Tablet ini merupakan salah satu penemuannya yang telah diujicobakan pada tikus oleh anaknya yang berprofesi sebagai dokter. Hasilnya, pewarna tersebut berfungsi sebagai pelindung hati dan ginjal tikus.

    Elfi mengaku bahwa penemuannya sempat diminati salah satu produsen kosmetik nasional untuk digunakan sebagai pewarna hand and body lotion. Hasil risetnya itu juga mengundang tawaran dari berbagai negara, seperti Malaysia dan Korea yang tertarik membelinya. Namun, Elfi menolak tawaran-tawaran itu lantaran baginya, bunga-bunga yang ditelitinya merupakan bagian dari kekayaan alam bangsa ini.

    Tidak sampai disana, pewarna alami buatan Elfi saat ini telah mengantongi sembilan hak paten dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Lebih dari itu, karena berbagai hasil temuannya dipandang sebagai produk yang sehat, aman dan halal, Elfi diganjar penghargaan sebagai salah satu dari lima poster produk halal terbaik di dunia pada gelaran World Halal Research 2011 oleh Halal Industry Development Corporation (HDC) Global di Kuala Lumpur, Malaysia.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here