More

    Mahasiswa IPB Berhasil Awetkan Cabai Dengan Kulit Manggis

    Cabai ilustrasi / dok. yunruiagro.com

    Ada beberapa hal yang mengambat produksi cabai. Mulai dari pola transportasi dan cuaca hingga pada fase penyimpanan.

    Penyakit busuk ini disebabkan oleh patogen utama  yakni cendawan Colletotrichum capsici. Patogen ini tidak hanya menyerang pada fase budidaya, namun juga dapat menginfeksi cabai yang telah dipanen.

    Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan pengawetan yang aman. Pengawetan ini merupakan penanganan pascapanen produk pertanian dengan aplikasi pelapis buah atau produk pertanian lain yang aman ketika turut dikonsumsi (edible coating).

    - Advertisement -

    Cara ini dilakukan oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB). Mahasiswa tersebut adalah Hasan Bisri dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian.

    Hasan Bisri melakukan penelitian penanganan pascapanen dengan aplikasi pelapis buah atau produk pertanian lain (edible coating). Ia melakukannya dengan menggunakan ekstrak kulit manggis untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit antraknosa pada cabai.

    “Buah manggis merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan senyawa kimia bermanfaat. Ekstrak kulit manggis sendiri sudah banyak diteliti dan memiliki banyak manfaat untuk manusia. Kulit manggis juga telah lama menjadi obat herbal untuk masyarakat Asia Tenggara,” ujarnya.

    Menurut Hasan, senyawa yang terkandung dalam kulit manggis memiliki sifat antioksidan, antitumoral, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antiviral, antimalarial, dan antifungal. Antifungal merupakan kemampuan senyawa kimia untuk menghambat pertumbuhan cendawan. Antifungal yang terdapat di kulit manggis diharapkan dapat menghambat cendawan patogen penyebab penyakit busuk antraknosa.

    Terdapat tiga perlakuan yang diuji yaitu P (perlakuan ekstrak kulit manggis), K- (kontrol negatif), dan K+ (kontrol positif). Berdasarkan uji in vitro, penambahan  ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi efektif yaitu 50%. Edible coating sendiri dibuat dari tepung sagu,Carboxymethyl Cellulose (CMC), dan gliserol yang kemudian ditambahkan ekstrak kulit manggis.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar kulit manggis dengan konsentrasi 50% mampu menekan pertumbuhan C. capsici penyebab penyakit antraknosa buah cabai dalam uji in vitro maupun in vivo. Aplikasi ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan tingkat keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai sebesar 57% dan memperpanjang masa inkubasi C. capsici sebesar 94% (dari 2.13 hari menjadi 4.13 hari).[]

    Sumber : IPB

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here