More

    BEM SI Jabodetabek Segel Gedung BUMN dan ESDM

    Zaadit Taqwa (Ketua BEM UI) berorasi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa, (10/04/2018). Foto. BEM SI

    JAKARTA, KabarKampus – Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan BEM Seluruh Indonesia Wilayah Jabodetabek dan Banten menyegel Gedung Kementerian BUMN dan ESDM di Jakarta, Selasa, (10/04/2018). Aksi ini merupakan simbol penolakan terhadap kenaikan BBM yang dianggap menyengsarakan rakyat.

    Sebelumnya, aksi diawali dengan longmarch dari gedung IRTI menuju Gedung Kementerian BUMN dan Gedung ESDM. Kemudian dilanjutkan dengan longmarch ke Istana Negara, Jakarta.

    Moh. Wildan Habibi, Koordinator Wilayah BEM se-Jabodetabek dan Banten BEM SI mengatakan, pihak pertamina mengatakan bahwa naiknya harga pertalite dikarenakan tren menanjaknya harga minyak dunia. Maka apabila kita memperhatikan harga minyak dunia 4 bulan terakhir, yang berarti meliputi harga minyak dunia yang menyebabkan kenaikan harga pertalite pada 20 Januari 2018 lalu.

    - Advertisement -

    “Grafik harga minyak dunia pada tanggal 20 Januari 2018 memang mengalami kenaikan dari sebelumnya, namun beberapa hari kemudian harga minyak dunia turun,” kata Wildan.

    Namun sayangnya menurut Wildan, hal ini tidak diikuti dengan turunnya harga pertalite yang sebelumnya  telah naik Rp 100 per liternya. Lalu bila perhatikan pula harga minyak dunia pada 23 Maret 2018 sehingga harga pertalite naik Rp. 150-200 per liternya.

    Bagi Wildan, memang ada kenaikan harga minyak dunia. Namun jika diperhatikan lebih jeli, kenaikan harga minyak dunia pada 23 Maret 2018 masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan harga minyak dunia pada 20 Januari 2018 silam.

    “Tentu ini menjadi pertanyaan bagaimana harga minyak dunia yang naik turun, tetapi harga minyak dunia ini tidak berlaku untuk penurunan harga BBM jenis Pertalite ini,” ungkap Ketua BEM UNJ ini.

    Oleh karena itu, ungkap Wildan, apa yang disampaikan PT Pertamina yang mengatakan, “sekarang masyarakat sudah cerdas, mereka kebanyakan menggunakan BBM beroktan tinggi” merupakan hal yang tidak ada berdasarkan data. Dari survey yang dilakukan mahasiswa pada 24 Januari 2018 kepada masyarakat Riau, dengan jumlah 957 responden. Sebanyak 94,1 persen masyarakat yang tidak setuju dengan kenaikan harga Pertalite. 90,8 persen.

    “Di antaranya pun mengakui kenaikan harga Pertalite ini mempengaruhi kondisi perekonomian mereka,” tambah Wildan.

    Selain itu, ungkap Wildan, saat ini Premium sangat sulit ditemukan di seluruh SPBU yang ada di seluruh Indonesia. Maka mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat menengah ke bawah juga terpaksa beralih menggunakan Pertalite untuk memenuhi kebutuhan BBM.

    Menurut Wildan, dengan mudah didapatnya Premium, maka bisa dipastikan bahwa Pertalite akan sepi pembeli. Jika kita bandingkan, tahun 2018 pembeli Pertalite mengalami kenaikan hingga 195 persen dibandingkan 2017.

    “Itu dikarenakan Premium masih mudah didapatkan pada tahun lalu. Langkanya Premium menjadi strategi bagi pemerintah untuk meningkatkan penjualan Pertalite dan membuat seolah-oleh masyarakat cinta akan Pertalite dan perlahan Premium akan dihapuskan di Indonesia,” terang Wildan.

    Oleh karena itu Wildan mewakili BEM SI menyatakan menolak tegas kenaikan harga BBM yang menyengsarakan rakyat miskin. Selain itu, ia juga mendesak pemerintah menjamin BBM subsidi bagi masyarakat.

    Aksi ratusan mahasiswa ini berakhir di depan Istana Negara. Selama berlangsung, aksi berjalan dengan damai.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here