More

    Tolak Kenaikan BBM, BEM SI Jabar Gedor Kantor Pertamina

    BEM SI Jawa Barat mendorong motor menuju Kantor Pertamina yang berada di depan Gasibu, Bandung, Rabu, (04/04/2018). Foto : Ahmad Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Sekitar 40 mahasiswa yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia Jawa Barat menggelar aksi di depan Kantor Pertamina, Bandung, Rabu, (04/04/2018). Aksi ini sebagai upaya menolak kenaikan Pertalite dan menuntut pemerintah menjaga ketersediaan Premium yang mulai langka.

    Dalam aksinya melakukan teatrikal dengan mendorong motor ke kantor Pertamina. Selain itu, mereka juga melakukan orasi secara bergantian.

    Rizki Muzahiddin, Koordinator aksi mengatakan, mereka menolak kenaikan pertelite karena, hari ini Pertalite merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan di Indonesia. Dari data yang disampaikan BPH Migas, konsumsi Pertalite nasional mencapai 40 persen dari konsumsi bahan bakar seluruhnya.

    - Advertisement -

    Sementara tambahnya, Premium yang merupakan bahan bakar yang paling murah dan terjangkau bagi masyarakat sengaja dilangkakan. Otomatis, ketika Premium langka, masyarakat miskin yang hanya mampu menjangkau Premium, mau tidak mau menggunakan Pertalite.

    “Otomatis ketika Pertalite menjadi konsumsi mayoritas dan naik, harga-harga juga ikut naik. Ditambah lagi nilai rupiah yang semakin tinggi mendekati 14 ribu rupiah dan hutang negara meningkat. Kondisi ini tidak menutup kemungkinan harga-harga juga ikut naik,” kata Rizki yang merupakan Menteri Luar Negeri BEM REMA Universitas Pendidkan Indonesia (UPI) kepada KabarKampus di sela-sela aksi.

    Bagi Rizki, langkanya Premium di kalangan masyarakat tidak lepas dari merupakan upaya sistematis pemerintah. Hal ini terlihat dari penurunan alokasi premium di luar Jawa, Madura, dan Bali dari tahun 2016-2018. Pada tahun 2016 alokasinya adalah sebesar 12.500 juta kilo liter, kemudian turun menjadi 10 Juta kilo liter pada tahun 2017.

    “Dan rencananya pada tahun 2018, akan turun menjadi 7,5 Kilo Liter.

    Kemudian yang lebih buruh lagi, menurut Rizki adalah realisasi alokasi Premium di lapangan tidak pernah menyentuh 85 persen. Bahkan tahun 2017 kemarin tidak pernah menyentuh 60 persen.

    “Jadi ini adalah sebuah rencana pemerintah yang sistematis untuk mengurangi premium,” ungkap Rizki yang merupakan mahasiswa jurusan Fisika ini.

    Oleh karena itu, dalam kesempatan tersebut, Rizki mewakili BEM SI Jawa Barat mendesak pemerintah agar hadir menentukan harga minyak. Mereka juga ingin agar Bahan Bakar Minyak tidak diatur oleh mekanisme pasar, melainkan oleh pemerintah.

    “Kami juga meminta pemerintaha agar menyediakan dan mendistribusikan BBM Premium ke seluruh Indonesia,” tambahnya.

    Aksi BEM SI Se-Indonesia ini diikuti oleh kampus diantaranya, UPI Bandung, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Kesehatan Bandung, dan IKOPIN. Dalam aksinya para mahasiswa juga sempat menggedor dan menggoyang-goyangkan pagar kantor Pertamina untuk bertemu pimpinan Pertamina.[]

    Aksi berlangsung damai.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here