More

    Ormas Islam Intervensi Kampus UIN Bandung

    Frino Bariarcianur

    Panitia Pelaksana Seminar Nasional berkaraoke untuk menghibur peserta dan menenangkan suasana di Aula UIN SGD Bandung, Senin (05/05/2014). Seminar yang digagas oleh BEM Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum akhirnya batal dibubarkan. FOTO : FRINO BARIARCIANUR
    Panitia Pelaksana Seminar Nasional berkaraoke menghibur peserta dan menenangkan suasana di Aula Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung, Senin (05/05/2014). Seminar yang digagas oleh BEM Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum yang mengundang tokoh JIL akhirnya harus dibubarkan. FOTO : FRINO BARIARCIANUR

    BANDUNG, KABARKAMPUS-Ketidakhadiran tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati (UIN SGD) Bandung tidak lepas dari intervensi ormas Islam di Bandung.

    Intervensi dirasakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum saat menggelar Seminar Nasional bertema “Rekonstruksi Nalar Fiqh Dalam Mewujudkan Madzab Alternatif sebagai Upaya Dalam Membangun Islam yang Solutif” di Aula UIN SGD Bandung, Senin (05/05/2014). Dalam seminar nasional itu tokoh JIL yakni Ulil Abshar Abdalla dan Zuhairi Miswari.

    - Advertisement -

    “Kami diancam oleh salah satu ormas Islam agar tidak menggelar acara seminar ini,” ungkap Diki Taqiyudin, ketua panitia pelaksana saat ditemui Kabarkampus.

    Ancaman itu sampai ke panitia melalui sms. Sejak pesan singkat itu diterima, panitia menjadi sangat berhati-hati. Sampai Senin siang Diki masih belum berani mengangkat nomor telepon yang tidak ia kenali.

    Ancaman terhadap mahasiswa semakin terlihat ketika salah satu anggota ormas Islam turut berorasi di depan gerbang kampus UIN SGD Bandung. Beberapa anggota ormas Islam juga terlihat berbaur dengan mahasiswa lain.

    Tidak hanya ancaman dari luar, dari dalam pun mahasiswa mendapat tekanan dari rektorat.

    “Rektorat tidak memberikan jaminan keamanan terhadap acara mahasiswa,” ungkap Anggagustian, ketua BEM Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum UIN SGD.

    “Tidak ada lagi mimbar akademik tempat bertemunya berbagai gagasan. Tidak ada lagi kebebasan berpendapat, dan bahkan tidak ada lagi toleransi di kampus UIN ini,” kata Anggagustian.

    Kekecewaan juga dirasakan oleh dosen UIN SGD Bandung, Dudang Gojali, ketua Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum. “Di kampus ini kita diajarkan menggunakan akal sehat untuk memahami perbedaan, saling menghormati, tapi sekarang penghargaan itu tidak ada.”

    “Saya merasa kampus kita anti ilmu pengetahuan, suatu kemunduruan dalam konteks forum akademik,” kata Dudang Gojali.

    Ia juga menilai kewenangan kampus telah diintervensi karena melihat aksi demonstrasi mahasiswa telah disusupi pihak lain.

    Narasumber Pembanding
    Aliansi UIN SGD Bandung Tolak JIL sempat mengajukan narasumber pembanding untuk seminar yang digagas BEM Jurusan Perbandingan Madzah dan Hukum. Namun panitia menolak. Nama yang diajukan adalah Daud Rosid, salah satu dosen UIN SGD Bandung.

    “Kami menolak bukan tanpa alasan. Tawaran narasumber pembanding muncul 3 hari sebelumnya sementara materi acara sudah kami persiapkan satu bulan ke belakang. Tentu tidak mudah untuk mengubah acara dalam waktu singkat. Sebagai panitia kami punya hak untuk mengatur kegiatan seminar ini,” ungkap Diki Taqiyudin.

    Sementara menurut Anggagustian seminar nasional ini untuk merangkul berbagai sekte yang ada di kampus UIN Bandung. Ia pun mengajak mahasiswa untuk melihat dan mencermati pemikiran JIL dengan akal sehat. Namun rupanya niat baik mahasiswa jurusan Perbandingan Madzab dan Hukum tak disambut baik.

    “Akhirnya dengan berat hati kami memutuskan menghindari konflik horisontal antar mahasiswa,” kata Anggagustian kecewa.

    Seminar nasional memperingati Milad jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum ke-19 akhirnya harus bubar. Panitia tidak ingin mengambil resiko yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tak dikehendaki.

    Untuk menghibur peserta, panitia menyajikan pertunjukkan seni dan berkaraoke untuk menenangkan suasana.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here