Frino Bariarcianur
JAKARTA, KabarKampus—Dua hal penting yang kerap dilupakan publik yakni hak atas pekerjaan dan fasilitas umum yang layak bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Hak tersebut memperlakukan penyandang disabilitas secara diskriminatif.
Atas dasar itulah International Labour Organization (ILO) dan Yayasan Kampung Halaman (YKH) menggugah kepedulian masyarakat dengan mengajak penyandang disabilitas untuk membicarakan persoalan mereka melalui metode video diary. Pembuatan video partisipastori ini melibatkan 19 penyandang disabilitas penglihatan, pendengaran, dan fisik. Para penyandang disabilitas melakukan pelatihan intensif selama 1 bulan penuh.
Dalam proses pembuatan video partisipatori para penyandang disabilitas mengidentifikasi persoalan yang dapat diangkat menjadi kisah. Didampingi para mentor, berbagai metode penggalian masalah dilakukan, seperti role play, diskusi kelompok serta riset visual dan non-visual. Mereka juga diajarkan bagaimana menggunakan alat rekam audio visual.
Video tersebut merekam keseharan, perjuangan, perjalanan dan harapan para penyandang disabilitas.
“ILO percaya bahwa video partisipatori ini akan lebih meningkatkan kesadaran tentang disabilitas dan rasa prioritas masyarakat, khususnya di antara para pembuat kebijakan. ILO meyakini kesadaran semacam itu akan membantu memerangi stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas serta perlindungan hak mereka atas pekerjaan dan fasilitas umum yang layak untuk mewujudkan partisipasi penuh dan sejajar penyandang disabilitas dalam segala bentuk kegiatan masyarakat,” ujar Michiko Miyamoto, Wakil Direktur ILO di Indonesia, mengomentari peluncuran video partisipatori ini.
Hal senada juga diungkpakan oleh Dian Herdiany, Ketua YKH, “Diharapkan video ini dapat membantu menghapuskan segala bentuk hambatan yang dihadapi penyandang disabilitas, dari sikap, fisik, ekonomi dan budaya, dan akan membantu masyarakat luas belajar mendengarkan dan memahami suara dan cara pandang penyandang disabilitas tentang pekerjaan dan kehidupan mereka selama ini.
Lalu apa harapan peserta yang terlibat dalam proses video diary ini?
“Keunikan video-video ini adalah para peserta dari berbagai bentuk disabilitas yang berbeda harus saling bekerjasama. Ini merupakan pengalaman yang luar biasa dan saya berharap video-video ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama para pembuat keputusan, tentang disabilitas,” tegas Yudhi Hermawan, peserta dengan disabilitas penglihatan.
Sementara Laura Wijaya, peserta dengan disabilitas pendengaran, menegaskan pentingnya pengakuan atas bahasa isyarat. “Melalui video-video ini, saya berharap masyarakat dapat lebih memahami pentingnya bahasa isyarat bagi orang dengan disabilitas pendengaran.”
Peluncuran Video Diary Disabilitas, “SAMA: Ruang, Peluang dan Perlakuan untuk Penyandang Disabilitas” akan diluncurkan bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional pada hari Kamis, 5 Desember 2013, pukul pukul 09.00 – 12.00 WIB di Epicentrum XXI, Studio 2, Jl. Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Dalam peluncuran akan hadir Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri, dan Deputi Direktur ILO di Indonesia, Michiko Miyamoto. []