More

    Tiga Universitas Berkolaborasi Tanggulangi Krisis Keanekaragaman Hayati

    A. Fauzan

    Dr. Fachruddin MJ dari Universitas Nasional (kedua dari kanan)  menghadiri pembukaan 1st International Conference on Biodiversity  Crisis. Foto. Unas
    Dr. Fachruddin MJ dari Universitas Nasional (kedua dari kanan) menghadiri pembukaan 1st International Conference on Biodiversity Crisis. Foto. Unas

    JAKARTA, KabarKampus – Universitas Nasional bersama Universitas Negeri Jakarta dan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta membentuk konsorsium keilmuwan antar perguruan tinggi. Kolaborasi tersebut merupakan upaya memberikan kontribusi pada pelestarian, keanekaragaman hayati.

    Peresmian pembentukan konsorsium tersebut ditandai dengan digelarnya konferensi internasional yaitu “1st International Conference on Biodiversity Crisis – 1st ICBC” yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian UNJ melalui program “Go Green Campus III” PSL UNJ pada 4 – 5 September 2014 di International Convention Center, Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor. Acara yang dibuka secara langsung oleh Rektor Universitas Negeri Jakarta, Prof. Djaali itu dihadiri oleh delegasi Universitas Nasional yaitu Wakil Ketua Pusat Pengkajian Islam, Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya,M.Si turut mengundang keynote speech Advisory to MoU on Biodiversity (SABSTA) , Prof. Dr. Endang Sukara yang merupakan alumni Fakultas Biologi Universitas Nasional.

    - Advertisement -

    Dalam kegiatan yang mengusung tema “Biodiversity Crisis Management Based on Implementation of Sciences & Technology and Education Policy”, salah satu penggagas terbentuknya konsorsium antar perguruan tinggi, Dr. Rini Puspitaningrum, Kepala Pusat Studi Lingkungan Universitas Negeri Jakarta, menjelaskan bahwa Krisis Biodiversitas menjadi ancaman yang lebih besar dibanding kan dengan kejadian perubahan iklim global. Sebab itulah, krisis biodiversitas ini secara langsung sangat berpengaruh terhadap stabilitas dan kesejahteraan umat manusia di bumi dimasa yang akan datang.

    “Selama Melalui Konsorsium BCI yang akan bekerja selama 5 tahun, diharapkan akan dikeluarkan sebuah produk yang menjadi rujukan untuk menentukan identitas dan status level krisis biodiversitas, khususnya di perkotaan di Indonesia,” imbuh Rini.

    Tidak hanya itu, Tambah Rini, kolaborasi ketiga perguruan tinggi ini juga ditujukan sebagai wadah komunikasi untuk menyatukan ilmu pengetahuan dan politik pada isu-isu lingkungan untuk menghadapi identifikasi komunitas ASEAN 2015.

    Seperti diketahui bahwa Biodiversitas di bumi saat ini menurun sangat cepat dan terjadi secara sistematis, yaitu terjadi sekitar 100 – 1000 kali lebih cepat dibandingkan dengan laju kepunahan biodiversitas yang terjadi secara alami. Tantangan untuk melestarikan beberapa spesies di muka bumi bahkan mungkin menjadi lebih sulit dibandingkan tantangan untuk mengurangi dampak negatif akibat perubahan iklim global.

    “Konsorsium keilmuaan ini akan berkontribusi pada upaya memanfaatkan kehati secara ramah lingkungan dan berkelanjutan juga berkontribusi pada pelestarian dan upaya bagaimana mendorong pengambil keputusan mempunyai pedoman dalam melestarikan kehati untuk masa depan,” kata , Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya,M.Si, Wakil Ketua Pusat Pengkajian Islam Universitas Nasional.

    Ia mejelaskan, konsursium tersebut juga merupakan tempat kerjasama keilmuan dan mengimoun kontribusi universitas masing masing dalam meningkatkan kemampuan riset yg berkontribusi pada pembangunan kehati yang bijak.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here