JAKARTA, KabarKampus – Dua putri Anwar Ibrahim yaitu Nurul Iman dan Nurul Izzah melakukan pertemuan dengan sejumlah aktivis Indonesia di kantor Kontras, Jakarta, Sabtu, (04/04/2015). Pertemuan itu merupakan sebagai upaya mencari dukungan untuk membebaskan ayah mereka dari penjara Kerajaan Malaysia.
“Hari ini merupakan hari ke 54 Papa kami, saudara Anwar Ibrahim dipenjarakan sebagai tahanan politik Malaysia nomor satu. Hari ini juga saya bersama kaka sulung Nurul Izzah, hadir di Indonesia untuk bertemu dengan berbagai pihak,” kata Nurul Iman, anak kelima Anwar Ibrahim di kantor Kontras Jakarta, Sabtu, (04/03/2015).
Iman menuturkan, tujuan khusus mereka ke Indonesia adalah terkait dipenjaranya ayah mereka, Anwar Ibrahim selama lima tahun sejak 10 Febuari 2015 lalu. Pertemuan dengan aktivis di Indonesia ini salah satunya sebagai iktiar keluarga untuk membebaskan Anwar Ibrahim.
Menurut Iman, kali ini Ayah mereka dipenjara untuk fitnah sodomi. Setelah sebelumnya ayahnya juga dipenjara atas berbagai fitnah.
“Kasus Anwar Ibrahim adalah kasus penting yang harus diberi perhatian. Ini karena seorang mantan pemangku Perdana Menteri, Mantan timbalan Perdana Menteri, dan Menteri Kewangan yang paling cemerlang dalam sejarah Malaysia, bisa diinjak, dipukul, dan difitnah setiap hari di media kerajaan,” kata Iman.
Iman menjelaskan, penggalangan dukungan ini, bukan hanya karena ayahnya dipenjara. Namun juga di Malaysia media di bungkam, kritikan dinilai sebagai hasutan, kartunis yang kritisi ditangkap, dan mahasiswa juga dilarang bersuara. Oleh karena itu apa yang mereka perjuangkan bukan hanya membela seorang Anwar Ibrahim, sebagai seorang individu, namun memperjuangkan kebebasan rakyat secara total.
Dalam kesempatan itu juga anak-anak Anwar Ibrahim lewat gerakan March2freedom menggalang satu juta dukungan untuk pembebasan Anwar Ibrahim. Dukungan itu, tak hanya dari mahasiswa dan warga Malaysia, namun juga negara serumpun Malaysia yaitu Malaysia.
Dalam pertemuan tersebut, anak-anak Anwar Ibrahim ini bertemu dengan sejumlah aktivis diantaranya Haris Azhar dari Kontras, Usman Hamid dari change.org, Mico Ginting dari Pusat Studi Hukum dan Kebijakaan Indonesia, dan sebagainya. Para aktivis ini menyatakan dukungannya atas pembebasan Anwar Ibrahim dan juga terbentuknya demokrasi di Malaysia.[]